Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Review Nobody 2, Lebih Seru dari Film Pertamanya.jpg
Nobody 2 (dok. Universal Pictures/Nobody 2)

Hutch Mansell kembali beraksi, dan kali ini lebih ganas, lebih kocak, dan penuh warna dalam Nobody 2 (2025). Sebagai debut Timo Tjahjanto di Hollywood, ia langsung meninggalkan jejak khasnya di film ini. Bob Odenkirk kembali memerankan Hutch dengan performa fisik yang bahkan lebih meyakinkan dibanding film pertamanya.

Sekuel berdurasi 89 menit ini mengusung tone yang berbeda dari pendahulunya. Penasaran apakah film ini wajib ditonton atau tidak? Mari bahas kelebihan dan kekurangannya di bawah. Yuk, simak!

1. Aksi semakin brutal, tone lebih ceria

Nobody 2 (dok. Universal Pictures/Nobody 2)

Timo Tjahjanto jelas takkan menahan diri dalam urusan adegan aksi. Jika belum yakin dengan kemampuannya, silakan tonton The Night Comes for Us (2018) atau The Shadow Strays (2024). Dari awal hingga akhir, Nobody 2 dipenuhi adegan perkelahian kreatif, koreografi inventif, dan momen sadis. Semuanya dibalut dengan komedi "getir" dan slapstick dalam timing yang pas.

Perbedaan besar dari film pertama terletak pada suasananya. Jika Nobody (2021) punya estetika noir Korea dengan nuansa musim dingin, Nobody 2 justru tampil cerah, memberi panggung bagi pertarungan berdarah di tengah musim panas. Ada satu adegan di taman air yang memadukan keceriaan keluarga dengan aksi brutal. Sesuai dengan plotnya: liburan keluarga Mansell.

Meskipun film ini tidak punya adegan ikonik seperti perkelahian di dalam bus, setiap set piece punya karakter dan tensinya sendiri. Timo berhasil mempertahankan pacing cepat sembari memberikan ruang untuk humor yang menjadi pemanis di tengah kekerasan.

2. Soroti character development Hutch sebagai "family man"

Nobody 2 (dok. Universal Pictures/Nobody 2)

Nilai plus yang membuat Nobody 2 terasa segar adalah fokusnya pada dinamika keluarga Mansell. Hutch tak lagi jadi pria misterius yang menyembunyikan masa lalunya. Dalam film ini, ia lebih berfokus pada perannya sebagai seorang ayah dan suami. Hubungan dengan istrinya (Connie Nielsen) mendapat porsi lebih, dan interaksi mereka menghadirkan momen romantis di tengah aksi.

Kehadiran Sharon Stone sebagai antagonis juga menambah dimensi menarik. Nyentrik seperti pendahulunya di Nobody, Yulian Kuznetsov (Alexey Serebyakov), karakter Lendina sukses jadi ancaman yang memaksa Hutch melindungi keluarganya dengan cara paling ekstrem meski di tengah taman hiburan. Seperti film pertamanya, Hutch berubah menjadi sadis dan mematikan jika keluarganya diusik.

3. Apakah Nobody 2 layak ditonton?

Nobody 2 (dok. Universal Pictures/Nobody 2)

Jawabannya adalah iya. Apalagi jika kamu adalah penggemar film aksi berdarah-darah dengan sentuhan humor di dalamnya. Nobody 2 sukses mempertahankan formula pendahulunya, lalu meningkatkan skalanya dengan visual lebih cerah, karakter pendukung yang lebih kuat, dan fokus keluarga yang lebih emosional. Timo sukses menggabungkan aksi brutal dan bonding keluarga dalam satu paket hiburan yang memuaskan.

Bagi yang suka Nobody, sekuel ini adalah upgrade yang pantas. Bagi yang baru menonton pun, Nobody 2 bisa jadi pintu masuk yang mengasyikkan. Meskipun tentu saja, akan lebih nikmat jika menonton film pertamanya dulu. Satu hal yang pasti, film ini meninggalkan rasa penasaran soal ke mana kisah keluarga Mansell akan dibawa nanti. Nobody 2 tayang di bioskop mulai 13 Agustus 2025.

Editorial Team