Margot Kim bisa menjadi cerminan kehidupan kita sehari-hari. Di dunia nyata, kita tidak memiliki banyak teman, kita tidak memiliki kepercayaan diri untuk 'tampil' di depan publik, apalagi di depan lingkungan yang asing bagi kita. Sebaliknya, kita begitu percaya diri 'tampil' melalui sosial media, dan kita merasa lebih bisa diterima oleh teman-teman dunia maya, sekalipun kita tidak pernah bertemu langsung dengan mereka.
Teknologi memisahkan kedekatan antara manusia yang satu dengan yang lain. Seringkali kita membuat janji bertemu bersama, tetapi setelah bertemu, kita sibuk dengan gadget kita masing-masing. Kita menciptakan dunia kita sendiri, di mana pun kita berada.
Di sisi lain, teknologi menjadi penyelamat jiwa-jiwa yang kesepian. Teknologi memberi 'teman' yang membuat kita merasa ada, bahkan berarti di dunia ini. Margot Kim pun memiliki cerita yang sama. Margot merasa bahagia, dan ingin menjadi berarti untuk teman dunia maya-nya. Namun sayang, teman dunia maya yang bernama Hannah ini memiliki identitas palsu. Hannah ternyata samaran dari Robert, teman masa kecil Margot yang (sekali lagi) tak punya kepercayaan diri untuk menjadi teman dekat Margot di dunia nyata.
Robert membuat akun palsu dan mengarang cerita yang menyentuh hati Margot. Margot yang berniat menolong Hannah, membuat janji pertemuan. Di sinilah malapetaka terjadi: Margot dinyatakan hilang.