Instagram.com/kaningapictures
Tiga bulan jatuh dari tebing tanpa kabar, kembali dalam keadaan utuh dan sehat tentu merupakan hal yang aneh. Apalagi teror yang menimpa keluarga Natalie terjadi setelah Collin pulang. Meggie dan Dom berkali-kali mendapat keanehan ayahnya sendiri yang membuat mereka takut berinteraksi. Apakah sebenarnya bukan Collin yang kembali tapi arwah lain? Temukan sendiri jawabannya dengan menonton langsung di bioskop, ya.
Secara keseluruhan, The Returning lebih kental dengan drama dibanding horornya. Ide cerita yang menarik berhasil dikembangkan dan dimainkan dengan apik sehingga membuatnya jadi film yang sulit ditebak dari awal sampai pertengahan. Namun, ending yang kurang ngena menimbulkan kejanggalan dan rasa tak terima untuk penonton. Sayangnya juga, karena Indonesia belum memiliki teknologi animasi atau editing sebaik hollywood, hantu kelelawar di film ini jadi kelihatan seperti badut.
Bagusnya, hantu di film ini tidak sering menunjukkan wajahnya dan sukses bikin penasaran seperti apa sosoknya, baru di akhir dimunculkan jelas. Apalagi pemeran dalam The Returning memang sudah merajai film layar lebar yang punya pengalaman segudang. Jadi gak kaget kalau sosok Natalie dan Collin bisa dibabat habis.
Gak begitu mengagetkan, film ini tidak menggunakan skoring yang berlebihan dan sinematografinya juga kece. Dari awal sampai pertengahan, kamu akan ikut merasakan kesenduan yang keluarga ini rasakan atas kehilangan sang ayah. Ditambah lagi dengan rasa penasaran dari keanehan-keanehan yang muncul bikin The Returning lengkap dengan berbagai rasa.
Hanya satu yang disayangkan yakni ending yang kurang matang, sisanya, The Returning bisa dinikmati sebagai film drama horor yang menarik. Dan untuk segala kesimpulan di atas, IDN Times memberikan skor 7/10 untuk The Returning. Nonton deh!