Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Review Yakin Nikah, Kisah Berliku Perempuan Menuju Pelaminan.jpg
Yakin Nikah (dok. Adhya Pictures/Yakin Nikah)

Intinya sih...

  • Konflik cinta segitiga antara Niken, Arya, dan Gerry pun bukan sekadar drama klise.

  • Akting solid dengan soundtrack yang mendukung

  • Yakin Nikah tidak berusaha menampilkan protagonis yang sempurna. Karakter Niken terasa nyata dan mewakili banyak orang yang tertekan oleh ekspektasi sosial.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film terbaru Adhya Pictures garapan Pritagita Arianegara, Yakin Nikah (2025), menjadi sajian rom-com segar yang tak hanya menghibur, tapi juga mengajak kita merenungkan arti pernikahan. Dikembangkan dengan naskah dari Imajinari, film ini menghadirkan Enzy Storia sebagai Niken, seorang perempuan yang berada di persimpangan hidup: menikah demi memenuhi ekspektasi keluarga atau mengikuti kata hatinya sendiri.

Dengan dua pria, Arya (Maxime Bouttier), kekasihnya saat ini yang mapan dan tenang, serta Gerry (Jourdy Pranata), mantan dari masa lalu yang masih menyisakan ruang di hati, Niken dihadapkan pada pertanyaan sederhana tapi dalam: menikah atau tidak? Dan yang lebih sulit, dengan siapa? Mari simak ulasan lengkap film Yakin Nikah di bawah ini!

1. Film rom-com dengan sentuhan isu yang relatable

Yakin Nikah (dok. Adhya Pictures/Yakin Nikah)

Sejak menit awal, Yakin Nikah langsung menyoroti dilema besar yang dihadapi Niken. Ia digambarkan sebagai perempuan modern, mandiri, tapi rapuh ketika dihadapkan pada tuntutan sosial. Enzy Storia membawakan karakter ini dengan sangat meyakinkan, mulai dari tatapan ragu, senyum canggung, hingga kepanikan kecil saat rahasianya terancam terbongkar.

Konflik cinta segitiga antara Niken, Arya, dan Gerry pun bukan sekadar drama klise. Pergulatan mereka terasa relatable, terutama di tengah fenomena penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, banyak perempuan dan laki-laki menghadapi dilema serupa: tekanan untuk menikah di usia tertentu versus keinginan untuk menemukan pasangan yang benar-benar tepat.

Sebagai sutradara, Prita piawai menjaga keseimbangan antara humor dan refleksi sosial. Adegan romantis tidak dibuat berlebihan, sementara ketegangan keluarga bisa mencair lewat percikan komedi yang ringan. Prita seolah ingin menegaskan bahwa cinta bukan hanya urusan dua orang, tapi juga melibatkan ekspektasi dua keluarga dan budaya yang mengitarinya.

2. Akting solid dengan soundtrack yang mendukung

Yakin Nikah (dok. Adhya Pictures/Yakin Nikah)

Jika boleh jujur, chemistry antara ketiga pemain utama terasa natural. Maxime Bouttier berhasil memerankan Arya sebagai sosok ideal yang tenang dan rasional, sementara Jourdy Pranata memberi nuansa nostalgia yang sulit ditolak. Dinamika ketiganya membuat penonton ikut bertanya-tanya: siapa yang benar-benar pantas untuk Niken?

Namun bukan hanya kisah cinta yang menonjol, drama keluarga juga menjadi jantung emosional film ini. Tora Sudiro tampil hangat sebagai ayah Niken yang penuh cinta dan pengertian, sementara Ersa Mayori menghadirkan karakter ibu yang keras dan penuh ekspektasi, tapi tetap memiliki sisi lembut yang ingin yang terbaik bagi anaknya.

Unsur musik juga menjadi kekuatan besar dalam film Yakin Nikah. Lagu-lagu dari Maliq & D'Essentials, Salma Salsabil, Aruma, Jaz, hingga Nadhif Basalamah memperdalam emosi di setiap adegan. Pemilihan soundtrack terasa sangat organik, membantu kita sebagai penonton untuk ikut larut dalam emosi yang dialami para tokoh di dalamnya.

3. Apakah Yakin Nikah recommended untuk ditonton?

Yakin Nikah (dok. Adhya Pictures/Yakin Nikah)

Yakin Nikah tidak berusaha menampilkan protagonis yang sempurna. Niken bukan karakter "likeable" dalam arti konvensional. Ia menduakan pacar, berbohong, dan kerap membuat keputusan yang egois. Namun justru di situlah kekuatan film ini. Karakter Niken terasa nyata dan mewakili banyak orang yang tertekan oleh ekspektasi sosial, tapi juga belum benar-benar siap untuk menikah.

Beberapa penonton mungkin akan kesal dengan pilihan Niken, bahkan lebih bersimpati pada Arya atau Gerry. Namun, karakter ini mencerminkan realitas perempuan masa kini yang masih mencari arah hidup di tengah tekanan sosial. Banyak orang yang, karena tuntutan sosial atau keluarga, akhirnya membuat keputusan yang salah. Inilah yang membuat karakter Niken terasa relevan sekaligus kontroversial.

Dengan penyutradaraan yang sensitif dan penampilan kuat para pemain, Yakin Nikah bukan sekadar rom-com ringan. Film ini adalah refleksi atas dilema yang banyak dialami generasi muda, antara keinginan untuk bahagia dan kewajiban untuk bersikap "sesuai harapan." Jika kamu mencari film penuh emosi, hangat, sekaligus relatable, Yakin Nikah bisa jadi pilihan tepat.

Editorial Team