Review Heads of State, Duet Kocak Presiden AS dan PM Inggris

Heads of State (2025) membawa kembali duet chaos John Cena dan Idris Elba dalam petualangan aksi-komedi yang penuh tawa. Disutradarai Ilya Naishuller, film ini menempatkan Cena sebagai Presiden AS, Will Derringer, dan Elba sebagai Perdana Menteri Inggris, Sam Clarke. Berawal saling memusuhi, mereka pun terpaksa bahu membahu demi menggagalkan konspirasi global.
Dengan bumbu humor khas buddy action dan aksi seru 90-an, film ini menjanjikan hiburan ringan yang mengocok perut. Jadi, apakah Heads of State layak masuk daftar tontonanmu? Mari kita simak kelebihan dan kekurangannya di bawah ini!
1. Bromance John Cena dan Idris Elba yang tak tertahankan
Tak luntur sejak The Suicide Squad (2021), chemistry Elba-Cena menjadi alasan utama mengapa film ini layak untuk ditonton. Cena berhasil menghidupkan Will Derringer sebagai mantan bintang aksi A-list penuh karisma yang baru saja didapuk sebagai presiden. Di sisi lain, Elba menghadirkan pesona cool, pragmatis, dan penuh satire, sangat kontras dengan Cena.
Adegan mereka saling berbalas ejekan, seperti saat Derringer menyebut Clarke "terlalu serius" di tengah baku tembak, membuat dinamika bromance mereka terasa autentik dan menghibur. Sorotan lainnya adalah ketika Derringer mencoba melakukan akting heroik ala film lamanya, yang malah berujung kekacauan. Setiap interaksi mereka sukses buat kita ikut tersenyum lebar.
2. Penuh aksi konyol dari awal hingga akhir film
Heads of State adalah pesta aksi yang tak pernah melambat, dipenuhi dengan ledakan, kejar-kejaran, dan situasi absurd yang buat geleng-geleng kepala. Dari adegan tembak-tembakan selama Festival Tomatino di Bunol, Spanyol, hingga pertarungan di atas Air Force One, Ilya Naishuller sukses menyuntikkan energi John Wick dengan humor 90s action flick.
PG-13 kadang terasa membatasi, membuat film ini terasa seperti hadil editan dari rating R. Namun di saat bersamaan, hal itu memberi Naishuller cara yang lebih menghibur untuk memamerkan aksinya. Terutama pada momen-momen badass, seperti saat karakter Jack Quaid mengenakan rompi antipeluru dan kacamata hitam sambil memutar lagu Beastie Boys.
3. Banyak karakter pendukung yang terbuang sia-sia
Sayangnya, tidak semua karakter mendapat sorotan layak. Paddy Considine sebagai antagonis dan Carla Gugino sebagai wakil presiden AS hadir dengan potensi besar, tapi peran mereka terasa minim dan kurang berkembang. Naskah seolah tak memberi ruang bagi mereka untuk bersinar.
Satu-satunya pengecualian adalah Jack Quaid sebagai Agen Comer yang mencuri perhatian di pertengahan film dengan aksi dan humor canggungnya dengan Presiden Derringer. Kehadirannya memberi warna segar, tapi tak cukup menutupi kurangnya kedalaman karakter pendukung lainnya.
4. Apakah Heads of State recommended untuk ditonton?
Heads of State adalah hiburan ringan yang sempurna untuk penggemar aksi-komedi. Meski ceritanya klise, penuh plot hole, dan beberapa karakter pendukung kurang tergali, duet Elba-Cena dan aksi konyolnya akan membuatmu terhibur selama 1 jam 53 menit.
Film ini memang tidak meninggalkan kesan mendalam, tapi cocok untuk menemani malam yang santai dengan snack. Jadi ya, film ini direkomendasikan untukmu yang ingin tertawa tanpa beban, sebuah tontonan yang akan dilupakan besok tapi kamu nikmati hari ini.
Heads of State tayang secara eksklusif di Prime Video mulai 2 Juli 2025. Jangan lupa tonton, ya!