[REVIEW] John Wick: Chapter 4, Penantian Empat Tahun Terbayar Lunas!

Menuntaskan urusan yang belum selesai di John Wick: Chapter 3 – Parabellum, John Wick, yang kini dilindungi oleh The Bowery King (Laurence Fishburne), kembali ke Maroko untuk membunuh pemimpin The High Table, The Elder (George Georgiou, menggantikan Saïd Taghmaoui dari film ketiga).

Terbunuhnya The Elder membuat The High Table mengutus salah satu anggota pentingnya, yakni Marquis Vincent de Gramont (Bill Skarsgård), untuk memburu sang excommunicado.

Setelah menghukum Winston (Ian McShane) karena gagal membunuh John Wick dalam misi sebelumnya (yang mana merupakan siasat Winston untuk menyelamatkan John Wick), Marquis lalu merekrut Caine (Donnie Yen), pensiunan pembunuh difabel netra yang juga teman lama John Wick.

Bersama salah satu tangan kanan Marquis, Chidi (Marko Zaror), Caine berangkat ke tempat perlindungan John Wick berikutnya, yakni Continental Hotel di Osaka, Jepang. Ternyata, bukan hanya Caine dan pasukan Marquis yang memburu John Wick.

Ikut bergabung dengan "pesta" tersebut yakni Tracker alias Mr. Nobody (Shamier Anderson), seorang bounty hunter yang beraksi dengan anjingnya. Bahkan, penyergapan tersebut juga menyeret Koji (Hiroyuki Sanada), pemilik hotel sekaligus teman lama John Wick, dan putrinya, Akira (Rina Sawayama).

Tak bisa dimungkiri, sekuen pertempuran di Osaka Continental Hotel menjadi hidangan pembuka yang lezat dalam John Wick: Chapter 4. Chad Stahelski, selaku sutradara, masih piawai mengkomposisikan adegan pertarungan jarak dekat yang melibatkan senjata dan seni bela diri.

Namun, seolah belajar dari kritik yang diterimanya di John Wick: Chapter 3 – Parabellum, Stahelski berhasil menghindari kesan repetitif dengan menghadirkan "kejutan" di setiap pertempuran. Yap, jika menurut kamu adegan di Osaka Continental Hotel sendiri sudah sangat epik, maka bersiaplah, apa yang Stahelski persembahkan selanjutnya adalah seratus kali lipatnya.

Secara kreatif, Stahelski memanfaatkan berbagai elemen, mulai dari pemilihan lokasi hingga senjata (ada dua segmen keren yang melibatkan nunchaku dan kartu remi!), untuk menampilkan adegan aksi yang belum pernah dihadirkan di film laga mana pun.

Harus diakui, kreativitas sineas kelahiran Massachusetts, Amerika Serikat 54 tahun silam ini berhasil membuat durasi 2 jam 49 menit yang dimiliki John Wick: Chapter 4 terasa sangat singkat.

Hebatnya, di balik segala kebrutalan yang dihadirkan, John Wick: Chapter 4 tetap mampu menghadirkan sederet visual yang memanjakan mata. Penulis pribadi memberikan dua jempol untuk sinematografi garapan Dan Laustsen, selaku director of photography (DoP), yang juga menggarap tiga film John Wick sebelumnya.

Laustsen, yang pernah meraih dua nominasi Best Cinematography di Academy Awards lewat The Shape of Water (2017) dan Nightmare Alley (2021), mampu menangkap esensi keindahan dari setiap lokasi yang dikunjungi John Wick.

Mulai dari nuansa neon di Osaka, Jepang, gemerlap kehidupan malam di Berlin, Jerman, hingga romantisme klasik di Paris, Prancis, semuanya tak pernah gagal membangkitkan decak kagum.

Bahkan, seolah memahami "visi liar" sang sutradara, Laustsen membidik sebuah sekuen aksi layaknya game bertema survival. Adegan yang mana? Kamu harus menontonnya sendiri untuk mengetahui jawabannya.

Selain aksi dan visual, hal lain yang membuat John Wick: Chapter 4 semakin menarik adalah hadirnya beberapa wajah baru yang mencuri perhatian. Berperan sebagai Koji, Hiroyuki Sanada kembali membuktikan kapasitasnya sebagai aktor laga setelah tampil mengesankan di Bullet Train (2022).

Di sisi lain, penyanyi Rina Sawayama mampu melakoni debut aktingnya dengan mulus. Pelantun "Frankenstein" itu tampil meyakinkan sebagai putri seorang yakuza dengan aura femme fatale yang mengintimidasi.

Shamier Anderson, yang terkenal lewat peran Xavier Dolls di Wynonna Earp (2016-2018), juga menambah keberagaman di semesta John Wick. Interaksi antara Mr. Nobody dengan anjing peliharaannya menjadi salah satu momen terbaik dalam film ini.

Namun, bintang sesungguhnya dari John Wick: Chapter 4 adalah Keanu Reeves dan Donnie Yen. Sementara Yen mampu menyeimbangkan sisi komedi dan brutal dari karakter Caine, Reeves mampu menyuntikkan sisi emosional pada karakter badass John Wick sesaat sebelum ending. Melihat pesona kedua aktor tersebut, sulit dipercaya kalau mereka akan segera memasuki usia kepala enam!

Bagian ini mengandung spoiler yang bagi yang belum menonton John Wick: Chapter 4.

Berbeda dari tiga film sebelumnya, John Wick: Chapter 4 mendobrak tradisi dengan menghadirkan sebuah post-credit scene. Dalam post-credit scene-nya, tampak Caine, yang telah terbebas dari The High Table setelah kematian Marquis dan John Wick, sedang membawa sebuket bunga untuk putrinya yang sedang bermain biola di taman.

Namun, dari arah berlawanan, Akira, dengan tatapan penuh dendam setelah kematian ayahnya, Koji, di tangan Caine, diam-diam mengeluarkan pisau dari tangan kirinya, siap melakukan "sesuatu" kepada Caine. Namun, post-credit scene tersebut berakhir sebelum penonton tahu apa yang akan dilakukan Akira kepada Caine.

Tentu saja, post-credit scene tersebut memancing berbagai spekulasi dari para penggemar. Sebagian mengaitkannya dengan spin-off dari seri film John Wick, yakni Ballerina (TBA), yang akan dibintangi oleh Ana de Armas. Namun, tak sedikit pula yang mengaitkannya dengan keterlibatan Sawayama dan Yen di film kelima John Wick.

Namun, apa pun itu, yang jelas kelanjutan cerita di semesta John Wick ini sangat layak untuk ditunggu. Apalagi, ada satu pertanyaan menggelitik yang membuat para fans semakin tak sabar menanti film berikutnya, apakah John Wick benar-benar meninggal di John Wick: Chapter 4?

Secara keseluruhan, alur cerita John Wick: Chapter 4 memang terlampau sederhana jika dibandingkan dengan sejumlah film aksi Hollywood lainnya. Namun dari sisi aksi, visual, dan karakterisasi, film arahan Chad Stahelski ini tak hanya mampu mengungguli tiga film sebelumnya, tetapi juga berada di atas rata-rata film bergenre sejenis.