Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)
Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)

Ada banyak penggemar anime mecha yang sudah menunggu-nunggu penayangan anime Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury. Seri terbaru Gundam ini menyita perhatian berkat desain dan alur ceritanya yang bikin penasaran. Belum lagi, seri ini menjadi seri Gundam pertama yang memiliki karakter utama cewek, lho. 

Dirilis pada 2 Oktober lalu, Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury dijadwalkan menjadi dua bagian yang tayang pada periode fall 2022 dan spring 2023 mendatang. Karena sudah menamatkan bagian pertama, kali ini penulis sudah merangkum review Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury Part 1 mulai dari alur cerita, karakter, desain, musik, hingga produksi dalam anime ini. Penasaran? Langsung gulir ke bawah ya!

1. Kisah seorang gadis dari Merkurius yang belajar ke akademi elite

Sulleta Mercury (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)

Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury memiliki linimasa tersendiri yang berlatar pada tahun Ad Stella 122, masa saat banyak perusahaan mulai memasuki ruang angkasa dan membangun sistem ekonomi yang terintegrasi. Anime ini berfokus pada seorang gadis bernama Sulleta Mercury yang mulai bersekolah di Akademi Asticassia. Akademi ini dikelola oleh Benerit Group yang secara eksklusif menjalankan bisnis produksi mobile suit. Karena tergolong sebagai salah satu sekolah bergengsi, tak jarang ada banyak kesenjangan sosial dan diskriminasi dari penduduk luar angkasa (Spacian) yang ditujukan ke penduduk Bumi (Earthian) dan planet lainnya. Sulleta yang satu-satunya berasal dari Planet Merkurius pun sempat dirundung karena penampilannya dinilai kuno dan berasal dari tempat penambangan. Namun, mengesampingkan hal tersebut, sekolah ini punya tradisi duel mobile suit untuk menyelesaikan masalah. 

Pada hari pertamanya sekolah, Sulleta menyelamatkan seorang gadis bernama Miorine Rembran yang hendak kabur ke Bumi. Karena rencananya untuk kabur gagal, Miorine yang merupakan anak Presiden Benerit Group harus bertunangan dengan Guel Jeturk, anak sulung dari direktur Group Jeturk yang selalu menjadi duelist terbaik di sekolah. Karena merasa bersalah menggagalkan upaya kabur Miorine, Sulleta melawan Guel agar Miorine batal bertunangan dengan Guel. Melalui duel ini, Sulleta menarik perhatian karena melawan Guel dengan mobile suit yang terbilang unik sekaligus menjadi ancaman bagi Benerit Group, yaitu Gundam Aerial. 

Tak seperti serial Gundam yang kebanyakan memang memiliki plot cukup berat, Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury dimulai dengan cukup ringan dan pengenalan segala hal juga dilakukan perlahan seiring seri ini berlangsung. Namun, alur yang agak lambat membuat inti cerita dari seri ini jadi agak kurang fokus. Sulit untuk menangkap apa permasalahan sesungguhnya dari seri anime ini meski sudah menonton hingga pertengahan. Meskipun begitu, penulis cukup menikmati konflik yang disajikan dalam seri ini dengan porsi yang pas, seperti perebutan kekuasaan, persaingan bisnis, hingga terorisme yang memang identik dengan seri Gundam lainnya.

2. Sulleta mencuri perhatian karena Gundamnya yang dianggap berbahaya

Gundam Aerial (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)

Sulleta dengan cepat menarik perhatian petinggi Benerit Group setelah pertarungan pertamanya melawan Guel. Bukannya disorot hanya karena kemenangannya melawan Guel, Sulleta justru dianggap sebagai ancaman dan sempat ditahan karena memiloti Aerial. 

Mobile suit dengan Gund Format sangat dilarang untuk diproduksi karena dapat membahayakan pilotnya. Siapa pun yang mengembangkan maupun mengendarai mobile suit Gund Format akan ditahan dan disebut sebagai penyihir. Meski dicap sebagai Gundam, Sulleta menyangkal jika Aerial berbahaya karena ia telah bersama mobile suit tersebut sejak kecil. Dengan misteriusnya informasi tentang Aerial, Ibu Sulleta, yaitu Prospera Mercury yang juga menjabat sebagai pemimpin Shin Sei Group, dipanggil untuk menjelaskan teknologi apa yang digunakan dalam mengembangkan Aerial. 

Sebagai karakter utama, Sulleta memiliki kepribadian yang cukup kikuk dengan penampilan yang mencolok. Meskipun terlihat penakut, ia sangat terampil dalam memiloti Aerial, bahkan berhasil mengalahkan duelist terbaik di sekolah, seperti Guel Jeturk, Elan Ceres, hingga Shaddiq Zenelli. Karena tidak pernah menimba ilmu sebelumnya, Sulleta memiliki banyak hal yang ingin ia lakukan di sekolah, seperti berteman dan melakukan banyak hal layaknya anak-anak lainnya. Seiring cerita, Sulleta juga mengungkapkan jika ia memiliki impian untuk mendirikan sekolah di planet asalnya, yaitu Merkurius.

3. Desain Gundam Aerial tampil keren dengan persenjataan yang unik

Gundam Aerial (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)

Bagi penulis, desain Gundam Aerial adalah yang paling menarik untuk dibahas dalam seri ini. Desain Aerial sendiri tampil khas dengan perpaduan warna putih, biru, dan kuning, serta tampil lebih ramping jika dibandingkan dengan desain Gundam dari seri lainnya. Jika beralih ke senjata, Aerial punya senjata pamungkas berupa Beam Saber sebagai pedang untuk serangan jarak dekat dan Bit Stave yang dioperasikan sebagai perisai sekaligus dapat menembakkan laser. Senjata ini kurang lebih mirip dengan desain Nu Gundam dari film Mobile Suit Gundam: Char's Counterattack

Beralih ke animasi dan desain secara keseluruhan, studio Sunrise selaku rumah produksi telah membuat anime ini tampil lebih menarik. Selain desain mobile suit yang keren, desain karakter dan latar belakang juga dibuat dengan apik. Jika ditanya soal animasinya, beberapa adegan, khususnya pertarungan, juga telah dibuat dengan seru dan membuat penulis selalu tertarik untuk menonton anime ini hingga akhir. 

Alih-alih menggunakan teknologi 3DCG layaknya seri maupun film Gundam sebelumnya, rupanya para animator di studio Sunrise masih menggunakan cara manual untuk menggambar desain dalam Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury. Totalitas banget, deh!

4. YOASOBI dan Shiyui mengisi lagu dalam Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury

YOASOBI (instagram.com/lilasikuta)

Tentunya YOASOBI sudah gak asing lagi di telinga para penggemar musik Jepang. Setelah terkenal dengan lagunya yang berjudul "Yoru ni Kakeru", YOASOBI makin digandrungi terutama karena musiknya yang unik dan merdu. Menariknya, YOASOBI juga turut memberikan dampak yang besar karena turut menjadi pengisi lagu pembuka untuk anime Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury, nih. Membawakan lagu berjudul "The Blessing", YOASOBI sukses mengawali setiap episode anime ini dengan lagu yang bersemangat sekaligus indah untuk didengarkan. 

Gak mau kalah dengan YOASOBI, Shiyui juga turut menyumbangkan suara merdunya untuk mengisi lagu penutup dalam seri anime bergenre mecha ini. Membawakan lagu berjudul "Be Noble", siapa sangka jika Shiyui nyatanya baru membangun kariernya sejak 2 tahun lalu, lho. Aktif mengunggah video menyanyinya sejak 2021, Shiyui akhirnya resmi debut dengan mengisi lagu untuk anime Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury. Keren, ya!

5. Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury dibuat untuk menarik audiens remaja

Miorine Rembran (dok. Sunrise/Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury)

Punya latar sekolah yang jarang banget digunakan dalam seri Gundam lainnya, produser dari Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury, yaitu Takuya Okamoto, mengungkapkan bahwa seri ini dibuat untuk menarik minat remaja terhadap seri Gundam. Menurut wawancaranya bersama Akiba Souken, Okamoto juga menemukan fakta jika beberapa remaja merasa seri Gundam, khususnya yang memiliki linimasa Universal Century tidak ditujukan untuk generasi mereka. 

"Hingga saat ini, kreator telah melakukan berbagai pendekatan untuk memudahkan generasi muda tertarik. Namun, saya pikir akan lebih baik memulai seri ini dari lingkungan yang mereka kenal, jadi sepertinya ada pembicaraan untuk mengatur (latarnya) di sekolah."

Dengan tamatnya bagian pertama dari Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury, penulis setuju dengan Okamoto dan merasa jika seri ini memang cocok untuk audiens remaja. Alur cerita yang ringan dengan latar sekolah futuristik tentunya cukup menarik perhatian. Belum lagi, lagu dan desain dalam anime ini memang patut diacungi jempol. 

Bagian pertama dari anime ini layak banget, nih, mendapatkan skor 4/5 karena secara keseluruhan sudah digarap dengan baik. Penulis jadi makin gak sabar menunggu bagian keduanya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎