Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
My Own Private Idaho
My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)

Intinya sih...

  • My Own Private Idaho mempertemukan dua aktor muda yang sedang digandrungi, River Phoenix dan Keanu Reeves, dalam peran pekerja seks dengan latar belakang yang berbeda.

  • Film ini tak memiliki plot jelas, fokus pada studi karakter dan self-discovery, serta menyelipkan nilai progresif terkait kritik terhadap kapitalisme dan eksistensi kaum queer.

  • Akhir film penuh simbolisme, menunjukkan jurang antara kedua karakter utama yang berasal dari latar belakang berbeda, menggambarkan pesan sosial dan nilai-nilai visioner.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah dengar istilah cult-classic? Ini merujuk pada beberapa film lawas yang dapat apresiasi dan perhatian minimal belasan tahun setelah perilisan perdananya. Ada beberapa alasan yang memungkinkan film cult-classic eksis. Salah satunya jalan cerita dan pesannya yang progresif alias melampaui zaman.

My Own Private Idaho adalah contoh terbaik dari nilai progresif yang dimaksud. Ketika isu queerness (keragaman gender dan orientasi seksual) masih tabu dibahas, Gus Van Sant sudah menghadirkannya ke layar lebar. Kini, lebih dari 3 dekade setelah perilisan perdananya pada 1991, film ini jadi semacam wajib tonton buat penikmat film indie.

Mengombinasikan avant-garde dan realisme, My Own Private Idaho bukan sekedar queer cinema berbujet rendah. Apa yang membuatnya istimewa? Ini review film My Own Private Idaho yang bisa kamu simak dan jadikan referensi sebelum menonton.

1. Mempertemukan dua aktor muda yang sedang digandrungi

My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)

Kalau A24 atau NEON dan media sosial sudah ada pada 1990-an, My Own Private Idaho mungkin akan jadi salah satu film yang ramai diperbincangkan. Apalagi Van Sant memasangkan dua aktor muda yang diklaim punya potensi besar saat itu, River Phoenix dan Keanu Reeves. Keduanya memerankan pekerja seks yang bertemu di salah satu rumah klien dan jadi sobat karib.

Mike (Phoenix) punya kondisi khusus bernama narkolepsi (gangguan kesadaran yang bisa terjadi kapan saja bahkan saat berada di situasi genting/penting) yang tak dijelaskan secara gamblang penyebab dan pemicunya. Hanya saja, perlahan kita diberi bocoran soal absennya orangtua dalam hidupnya.

Scott (Reeves) di sisi lain, punya banyak hak istimewa. Keputusannya jadi pekerja seks murni adalah pilihan personal yang kemungkinan ia lakukan sebagai bentuk pemberontakan terhadap ayahnya yang kaya raya.

2. Tak punya plot jelas, lebih berat ke studi karakter dan self-discovery

My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)

Mendapuk karakter berusia belia, sekitar 18—20 tahun, Gus Van Sant mengadopsi genre coming of age untuk filmnya ini. My Own Private Idaho mengikuti pertemanan dan aksi ceroboh nan absurd dua pemuda itu. Mulai menerima klien yang sama (dari berbagai gender pula) sampai sekadar nongkrong dan jalan-jalan tak jelas di Kota Portland. Menariknya, Van Sant akan mengajakmu mengenal kawanan tunawisma lain yang jadi semacam “keluarga” untuk Mike dan Scott.

Di sinilah berbagai nilai progresif diselipkan Gus Van Sant. Mulai dari kritik terhadap kapitalisme yang memelihara ketimpangan dan ketidakadilan untuk kepentingan golongan tertentu, eksistensi kaum queer (LGBTQ+) yang terpinggirkan. Namun, yang paling mengena jelas sosok-sosok pekerja jalanan macam Mike yang di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan hustler. Seperti Mike, banyak dari mereka lahir dan besar di keluarga berantakan atau tertolak karena orientasi seksual mereka.

3. Akhir yang getir dan penuh simbolisme

My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)

Banyak momen menarik dalam film ini. Sebagian penonton mungkin akan menemukan adegan ketika Mike dan Scott duduk di dekat perapian sebagai salah satu yang ikonik. Namun, jelang akhir film, ketika Scott dan Mike berpisah karena perbedaan mimpi dan prioritas gak kalah mengena. Di sini, kita disadarkan kalau bagaimana pun Scott dan Mike berasal dari latar belakang berbeda.

Scott yang lahir dengan berbagai privilese tak akan bisa memahami situasi Mike yang serba terdesak. Bagi Scott, jadi pekerja seks hanyalah satu dari banyak eksperimen kehidupan yang bisa ia lakukan dan tinggalkan kapan saja. Tidak untuk Mike yang besar tanpa arahan orangtua dan pendidikan yang memadai. Jadi pekerja seks dan tunawisma mungkin adalah satu-satunya cara yang ia tahu untuk bertahan hidup di tengah kejamnya dunia.

My Own Private Idaho ditutup Gus Van Sant dengan adegan pemakaman yang memperjelas jurang antara dua karakter tadi. Getir, tetapi penuh simbolisme. Ini yang bikin My Own Private Idaho layak ditonton. Ia mungkin terlihat seperti film coming of age biasa dengan elemen queer, tetapi ternyata mengandung pesan sosial dan nilai-nilai yang visioner alias menembus zaman. Tak heran film ini akhirnya menemukan pemujanya pada era woke ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team