[REVIEW] Record of Ragnarok Season 2 Part 1—Pertarungan Makin Seru!

Seperti yang telah dibocorkan pada penghujung musim pertama, pertarungan pada musim kedua kali ini dibuka oleh Jack the Ripper melawan Heracles. Pertarungan ini cenderung berat sebelah, terutama karena bias para penonton. Meskipun Heracles mewakili pihak dewa, ia mendapatkan sambutan dan rasa hormat dari para manusia yang menonton. Sementara itu, Jack the Ripper yang memiliki rekam jejak sebagai pembunuh terburuk dalam sejarah Inggris justru diragukan dan dicemooh. Kendati demikian, pertarungan berlangsung sengit dengan hasil yang mencengangkan bagi semua pihak. 

Pertarungan kedua yang gak kalah menarik adalah Raiden Tameemon melawan Shiva. Pesumo terbaik yang menjadi kebanggaan Jepang ini gak kalah imbang melawan Shiva yang notabene adalah Dewa Kehancuran dalam mitologi Hindu. Gak seperti pertarungan sebelumnya yang lebih menonjolkan adu senjata, pertarungan antara Raiden dan Shiva didominasi dengan serangan fisik yang sama-sama fatal bagi kedua pihak. 

Mengikuti formula di musim pertama, musim kedua dari Record of Ragnarok kembali menampilkan pertarungan yang diselingi dengan kilas balik masa lalu dari para karakter. Oleh karena itu, 1 pertarungan yang seharusnya singkat membutuhkan 5 episode untuk bisa rampung. Memang agak bertele-tele, tetapi kilas balik dari masing-masing karakter nyatanya gak begitu membosankan dan membuat penulis tetap tertarik untuk menonton hingga akhir.

Bukan rahasia lagi jika deretan karakter dari Record of Ragnarok diambil dari berbagai mitologi dan tokoh berpengaruh di dunia nyata. Tak hanya bertumpu pada apa yang diceritakan di buku sejarah, kilas balik deretan karakter Record of Ragnarok diselingi dengan kisah fiksi sehingga membuat alur cerita makin menarik.

Kendati demikian, beberapa kilas balik tampaknya terdistorsi dari cerita asli sehingga cukup membingungkan bagi penulis, contohnya kilas balik dari Shiva. Dalam Record of Ragnarok, Shiva digambarkan sebagai Dewa Kehancuran yang berhasil menjadi dewa terkuat dengan bertarung melawan dewa lainnya. Ia juga diceritakan memiliki rekan bernama Rudra. 

Sementara dalam mitologi Hindu, Dewa Shiva digambarkan sebagai dewa yang cinta damai dan tidak menggunakan kekerasan sebagai opsi pemecahan masalah. Selain itu, Dewa Rudra juga pada kenyataannya bukanlah rekan Shiva seperti yang diceritakan dalam Record of Ragnarok. Rudra adalah bagian dari Shiva itu sendiri.

Masih sama dengan musim sebelumnya, musim kedua dari Record of Ragnarok kembali digarap oleh studio Graphinica. Gak sendiri, studio ini juga menggandeng Yumeta Company dalam mengerjakan Record of Ragnarok. 

Jika kita kembali ke musim pertama, Record of Ragnarok memang agak mengecewakan penonton karena animasinya yang kurang luwes. Pada musim kedua ini, penulis bisa bilang jika ada peningkatan dari segi animasi. Pada pergerakan yang cepat dalam pertarungan antara Jack the Ripper dan Heracles, pihak animator memutuskan untuk menggunakan CGI penuh pada bagian tertentu. Jangan terkejut jika di beberapa adegan kesannya seperti menonton video game. Meski rasanya kurang menyatu, penggunaan CGI menjadi solusi yang lebih baik ketimbang membiarkan animasinya kaku seperti musim pertama.

Gak menggunakan musik genre rok lagi, Record of Ragnarok musim kedua menggandeng salah satu penyanyi yang memang sudah mengisi banyak lagu untuk seri anime, yaitu Minami. Dalam anime ini, Minami mengisi lagu pembuka yang berjudul "Rude, Loose Dance". Menurut penulis sendiri, lagu ini lebih ramah untuk didengar dan suara vokal Minami memang selalu juara untuk mengisi lagu-lagu anime.

Setelah lagu pembuka yang penuh semangat, Masatoshi Ono menutup anime ini dengan lagu berjudul "Inori". Lagu yang didominasi dentingan piano ditambah dengan vokal yang berat menjadikan "Inori" begitu pas di telinga penonton. Apabila kurang familiar dengan Masatoshi Ono, ia juga adalah penyanyi di balik lagu pembuka legendaris anime Hunter x Hunter 2011, lho!

Sukses menyutradarai musim pertama, Masao Okubo kembali menjadi sutradara untuk musim kedua anime bergenre laga fantasi ini. Mengingat penyutradaraannya yang cemerlang pada musim pertama, musim kedua pun telah digarap dengan sangat baik oleh Okubo. Dua pertarungan yang disajikan telah memenuhi ekspektasi penulis. 

Okubo sendiri paling banyak menggarap key animation dalam suatu proyek anime. Ada puluhan anime yang telah ia kerjakan dan beberapa di antaranya terdengar familiar dan populer bagi penggemar. Seperti Accel World, Captain Tsubasa J, Baki, Fullmetal Alchemist: Brotherhood, Kuroko's Basketball, School Rumble, hingga Yatterman, ternyata Okubo turut berpartisipasi dalam proyek anime-anime tersebut, lho. 

Record of Ragnarok musim kedua memang telah digarap dengan sangat apik. Alur cerita yang disajikan makin seru, diselingi lagu yang ear-catching, dan animasi yang lebih baik dari musim sebelumnya. Oleh karena itu, penulis rasa anime ini layak mendapatkan skor 4/5. Setelah rampung 10 episode, kini kita tinggal menunggu bagian kedua yang terdiri 5 episode. Sedikit spoiler, bagian kedua dari Record of Ragnarok musim kedua akan mengadaptasi pertarungan sang Buddha melawan Hajun. Wah, jadi makin gak sabar, nih!