[REVIEW] The Apothecary Diaries—Drama Berlatar di Kerajaan China

The Apothecary Diaries (2023) adalah anime yang menjadi sorotan beberapa bulan terakhir. Anime adaptasi novel karya Natsu Hyūga ini digarap oleh kolaborasi Toho Animation Studio dan OLM. Anime ini baru saja menayangkan episode terakhirnya 24 Maret kemarin dan secara keseluruhan dapat nilai positif dari para penikmat anime.
Lantas, apa yang bikin anime The Apothecary Diaries ini sangat disukai? Padahal, ia tidak membawa adegan aksi heboh ala Jujutsu Kaisen Season 2 (2023) atau cerita fantasi yang epik seperti Frieren: Beyond Journey's End (2023). Simak review The Apothecary Diaries di bawah ini, yuk!
1. Alur ceritanya berfokus tentang misteri dan intrik kerajaan yang apik
The Apothecary Diaries (2023) menceritakan petualangan seorang apoteker cilik bernama Maomao yang diculik dan dijual sebagai pelayan di Istana Kekaisaran. Cerita berfokus pada upaya Maomao memecahkan berbagai misteri di istana menggunakan keahliannya sebagai apoteker dan tabib.
Salah satu yang bikin anime The Apothecary Diaries ini sangat bagus adalah alurnya yang berjalan secara natural. Kamu akan mengikuti keseharian Maomao yang harus terlibat dalam berbagai drama dan intrik kerajaan yang dibalut dalam drama misteri yang menarik. Karakter Maomao yang ceria, cerdas, dan ceplas-ceplos membuat cerita yang penuh misteri menjadi sangat berwarna. Dramanya sendiri cukup berat karena berani mengambil tema sensitif tentang prostitusi, poligami, dan diskriminasi perempuan.
Tema latarnya sendiri mengambil era Dinasti Tang, China. Ini menjadi nilai plus buat kamu yang suka menonton animasi donghua atau drama silat, wuxia. Ia punya vibes yang sama dengan drama Mandarin yang khas. Namun, mungkin tema ini bukan untuk semua orang, ya. Beberapa penonton mungkin lebih berselera dengan tema feodal Jepang atau dunia fantasi.
Sayangnya, penulis rasa alur cerita anime ini terasa kurang fokus dan seperti kebanyakan filler. Terlalu banyak subplot yang mencoba mengajak penonton untuk bersimpati pada karakter yang baru saja dikenal. Hal tersebut bisa jadi hit-and-miss. Namun, pada akhirnya, semua plot cerita dapat terselesaikan dengan baik pada akhir anime ini.
2. Maomao adalah salah satu karakter baru yang mencuri perhatian dengan karakteristiknya yang lovable
Soal penokohan karakternya, The Apothecary Diaries ini termasuk yang terbaik untuk anime generasi baru sekarang ini. Karakter utamanya adalah karakter yang loveable dan selalu mencuri adegan pada tiap adegan yang melibatkan dirinya. Ia memiliki sifat cerdik, riang, kaku, ceplas-ceplos yang bikin dinamika cerita semakin seru dan menghibur. Maomao juga ahli dalam obat-obatan dan racun.
Tidak hanya Maomao, karakter sampingan juga punya cerita yang menarik. Mulai dari para selir kaisar, para kasim, dan karakter dari distrik merah, semuanya memiliki karakter dan cerita unik tersendiri. Karena hal ini, anime ini terasa benar-benar hidup. Beberapa karakter dengan kisah tragis dan memilukan juga mengundang simpati penonton.
Soal dinamika antarkarakter, eksekusinya juga sangat baik, Mulai dari Maomao dengan para selir, Lakan dan Fengxian, hingga Maomao dengan Jinshi yang jadi fokus utama. Bicara soal Maomao dan Jinshi, hubungan mereka termasuk slow burn romance yang berprogres secara natural dan realistis dengan ending yang bikin geregetan.
3. The Apothecary Diaries memiliki visual yang memukau, tapi beberapa CGI terkesan tidak natural
The Apothecary Diaries memiliki nilai visual tinggi. Desainer karakter, Yukiko Nakatani, berhasil menghidupkan art style dari versi manga dan ilustrasi light novel-nya. Ekspresi karakter, terutama Maomao, sangat impresif. Pencahayaan dan komposisi warna di tiap adegannya juga sangat memukau. Ini bisa dilihat saat adegan luar ruangan. Lanskap pemandangan alam maupun hiruk pikuk distrik merah benar-benar memanjakan mata.
Sayangnya, beberapa penggunaan CGI dalam anime ini kurang maksimal. Ia malah merusak estetika dari visual yang dihadirkan. Yang paling terlihat adalah CGI dari tanaman-tanaman yang sering ditampilkan. Upaya untuk membuatnya lebih realistis malah berakhir tidak natural sama sekali.
4. Berlatar pada masa kerajaan China, musik pengiring punya alunan musik tradisional Mandarin yang kental
Sebagai anime yang berlatar di dinasti Ming, China, tentu saja pemilihan musik pengiring juga harus sesuai. Untungnya, The Apothecary Diaries tidak bikin kecewa. Musik pengiring anime ini terasa banget vibes musik tradisional Mandarinnya. Kita bisa mendengar alunan instrumen musik tradisional China, seperti erhu, dizi, ruan, guzheng atau kecapi China dalam musik latar yang mengiringi berbagai adegan animenya.
Untuk lagu opening dan ending-nya, musik yang dihadirkan cukup memorable. Terutama lagu opening pertamanya "Hana ni Natte" dari Ryokuoushoku Shakai, ia menambah hype dari anime ini. Sayangnya, dengan tema yang dibawanya, akan lebih cocok jika Toho Animation dan OLM memberikan musik yang lebih kental dengan tema China.
5. Norihiro Naganuma berhasil membuat anime ini populer meski punya genre dan tema yang unik
Sebenarnya, jika dilihat premis, tema, dan desain karakternya, ini bukan anime yang bisa dinikmati oleh semua orang. Apalagi, ia juga tidak menawarkan adegan aksi untuk makin menarik penonton mainstream. Namun, Sutradara Norihiro Naganuma berhasil membuat anime ini menjadi populer. Tiga episode awal anime ini sudah cukup untuk menarik minat para penonton yang mungkin kurang tertarik dengan tema anime seperti ini.
Laju alur yang disampaikan lebih santai dibandingkan versi light novel. Ini membuat penonton bisa memahami lebih baik tentang alur cerita dan karakternya. Alurnya sendiri diadaptasi dengan sempurna. Ada momen komedi, kisah romansa yang heartwarming, drama yang menyayat hati, dan intrik politik kerajaan yang seru. It has a bit of everything!
Demikian review anime The Apothecary Diaries ini. Ia berhasil membuktikan jika anime bagus tidak harus bertema fantasi maupun dipenuhi adegan aksi yang keren. Ia berhasil mengembalikan genre drama misteri yang sempat redup. Penulis memberikan skor solid 4/5 untuk anime The Apothecary Diaries ini. Anime ini sangat layak buat ditonton. Apalagi, tak menunggu lama, musim kedua telah dikonfirmasi rilis 2025 mendatang.