cuplikan anime The Imaginary (dok. Studio Ponoc/The Imaginary)
The Imaginary berfokus pada Rudger, bocah Imaginary yang lahir dari imajinasi bocah perempuan bernama Amanda. Mereka bersahabat dan selalu bermain bersama. Namun, Imaginary rupanya dapat menghilang jika kreatornya melupakannya. Tidak hanya itu, ternyata Rudger juga dalam bahaya karena ia dikejar oleh Tuan Bunting, pemakan Imaginary.
Cerita The Imaginary bertema besar kepolosan dan kreativitas anak-anak dalam melihat dunia. Selama hampir 2 jam, The Imaginary menyuguhkan dunia lewat kacamata anak-anak yang penuh warna, teman khayalan, dan petualangan fantasi. Ini juga jadi pengingat bagi orang dewasa bahwa mereka dulu melihat dunia dengan cara serupa.
Di sisi lain, The Imaginary tak lupa menjelaskan bahwa teman khayalan anak-anak sebenarnya merupakan perwujudan kebutuhan mereka. Oleh sebab itu, Imaginary terasa sangat nyata bagi mereka. Untuk Amanda, Rudger bukan hanya teman main, melainkan juga pengisi kekosongan hatinya yang dulu pernah diisi oleh ayahnya.
Akan tetapi, eksekusi ceritanya tak sempurna. Dalam beberapa menit pertama, kita langsung dikasih tahu bahwa Rudger merupakan Imaginary melalui monolog meski rasanya lebih baik kalau menggunakan konsep show, don't tell. Konsep tersebut padahal dapat menambah worldbuilding dan pendalaman karakter jika dipakai.
Pertengahan film juga rumit diikuti dan kehilangan fokus. Terlalu banyak peraturan tentang cara kerja Imaginary dan itu tak dijelaskan dengan baik. Ada beberapa poin dalam cerita yang sama sekali tak terjawab, seperti kenapa ada anak-anak yang tak bisa menciptakan Imaginary mereka sendiri sehingga mereka harus memakai Imaginary yang telah ada?