Kelompok Naofumi bersiap menyerang roh kura-kura. (dok. Kinema Citrus/The Rising of the Shield Hero Season 2)
Setelah Naofumi mengembalikan kehormatannya sebagai pahlawan perisai, Naofumi menduduki wilayah Lurolona yang juga adalah kampung halaman bagi Raphtalia. Sejenak, kehidupan Naofumi sebagai pahlawan pun sudah mulai berlangsung damai. Namun, ketenteraman ini pun dengan cepat sirna tatkala muncul lagi ancaman lain yang mengintai mereka.
Selain ancaman gelombang, para pemimpin wilayah juga mengkhawatirkan ancaman lainnya yang bahkan lebih berbahaya, yaitu kebangkitan roh kura-kura yang akan membunuh banyak manusia. Kebangkitan roh kura-kura ini dinilai janggal dan seseorang yang telah membangkitkan roh kura-kura secara paksa pun masih misterius.
Karena merasa jika tujuan para pahlawan didatangkan ke Melromarc hanya untuk menumpas bencana gelombang, ketiga pahlawan kardinal, yaitu Itsuki, Ren, dan Motoyasu, memilih untuk tidak ikut dalam misi mengalahkan roh kura-kura. Di sisi lain, Naofumi akhirnya ikut dalam misi ini karena desa Lurolona yang dipegangnya akan menjadi wilayah yang paling pertama hancur karena serangan roh kura-kura. Tak hanya roh kura-kura saja satu-satunya ancaman kali ini, Naofumi dan kawan-kawannya akan pergi ke dimensi lain untuk mengejar pelaku yang membangkitkan roh kura-kura.
Jika ditanya soal alur cerita, musim kedua The Rising of the Shield Hero menyajikan cerita yang sangat berbeda dari musim pertamanya. Pada musim pertama, kita akan melihat pertarungan para pahlawan ketika gelombang muncul dan konflik-konflik emosional yang selalu berakhir dengan mendiskriminasi Naofumi. Sementara, pada musim kedua, petualangan kelompok Naofumi ke dimensi lain lebih disorot banyak. Adegan konflik tentunya masih ada, tetapi tidak seintens dan sebanyak musim pertama. Kalau menurut penulis, sih, musim kedua ini masih kurang gereget, ya. Padahal, konflik-konflik yang terjadi memang jadi kartu andalan yang membuat The Rising of the Shield Hero seru untuk ditonton.