Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Poster Tinggal Meninggal
Poster Tinggal Meninggal (dok. Imajinari /Tinggal Meninggal)

Intinya sih...

  • Salah satu elemen paling menonjol adalah penggunaan breaking the fourth wall, teknik di mana karakter di dalam film berbicara langsung kepada penonton.

  • Omara Esteghlal yang memerankan Gema berhasil memberikan kedalaman luar biasa. Karakternya kompleks—kesepian, canggung, tapi juga penuh lapisan emosi yang tak mudah ditebak.

  • Salah satu kekuatan Tinggal Meninggal adalah keberaniannya mengolok-olok kultur kebohongan yang sering kita temui di kehidupan sosial.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah gelombang film Indonesia yang terasa homogen, Tinggal Meninggal (2025) hadir sebagai angin segar. Film debut Kristo Immanuel ini memadukan dark comedy, drama, dan sentuhan absurd yang membuatnya memiliki identitas kuat. Sejak menit awal, kita disuguhi gaya penceritaan yang jelas dan unik, sehingga mudah untuk berkata, "Ah, ini filmnya Kristo banget."

Tinggal Meninggal tak hanya sukses mengundang tawa, tetapi juga memancing refleksi tentang hubungan antar manusia, kesepian, dan kepalsuan sosial yang sering kita jumpai. Jika kamu mencari tontonan yang segar dan berani, Tinggal Meninggal bisa jadi salah satu pengalaman sinematik yang berkesan tahun ini. Yuk, kita bedah kenapa film ini begitu spesial!

1. Mengusung konsep unik breaking the 4th wall

Cuplikan adegan film Tinggal Meninggal (dok. Imajinari /Tinggal Meninggal)

Salah satu elemen paling menonjol adalah penggunaan breaking the fourth wall, teknik di mana karakter di dalam film berbicara langsung kepada penonton. Di Hollywood, konsep ini sudah sering terlihat seperti di film seperti Deadpool, Fight Club, dan film terkenal dari Michael Haneke, Funny Games. Namun di ranah perfilman Indonesia, ini adalah hal yang jarang dieksplorasi secara matang.

Kristo berhasil mengadaptasi teknik ini tanpa membuatnya terasa seperti gimmick. Karakter utama, Gema, sering berbicara langsung kepada penonton dan versi kecil dirinya. Tak hanya untuk melontarkan humor, tetapi juga untuk membuka lapisan terdalam dirinya. Pendekatan ini membuat kita merasa dekat, seolah ikut memahami latar belakang dan pergulatan batin Gema secara personal.

2. Akting cast yang memukau, khususnya Omara Esteghlal

Cuplikan adegan film Tinggal Meninggal (dok. Imajinari /Tinggal Meninggal)

Bisa dibilang kalau salah satu kesuksesan Tinggal Meninggal dalam menghibur penonton dikarenakan deretan aktornya yang tampil luar biasa. Omara Esteghlal yang memerankan Gema berhasil memberikan kedalaman luar biasa. Karakternya kompleks—kesepian, canggung, tapi juga penuh lapisan emosi yang tak mudah ditebak. Setelah menonton, sulit membayangkan aktor lain yang bisa mengisi peran ini.

Selain Omara, Mawar Eva De Jongh sebagai Kerin tampil on point dengan persona sinis dan sensitif, mirip kepribadian akun X/Twitter anon yang galak. Ardit Erwanda sebagai Ilham juga mencuri perhatian dengan celetukan basa-basi khas rekan kantor yang menjengkelkan tapi entah kenapa justru lucu. Semua interaksi mereka terasa hidup, natural, dan penuh dinamika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Sukses menertawakan kultur kebohongan di sekitar kita

Cuplikan adegan film Tinggal Meninggal (dok. Imajinari /Tinggal Meninggal)

Salah satu kekuatan Tinggal Meninggal adalah keberaniannya mengolok-olok kultur kebohongan yang sering kita temui di kehidupan sosial, terutama di lingkungan kerja. Film ini penuh sindiran terhadap basa-basi tak tulus, ekspresi simpati yang palsu, dan kepura-puraan demi menjaga citra. Bahkan, ada orang yang sengaja berbohong demi mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Film ini seolah menelanjangi semuanya.

Lewat kisah Gema, Kristo juga tidak mencoba membungkus semuanya dengan pesan moral yang manis atau "rekonsiliasi keluarga" yang klise. Sebaliknya, ia menampilkan sebuah realita bahwa dukungan dan rasa tidak sendirian bisa datang dari luar lingkaran keluarga. Humor gelap yang diselipkan di sepanjang cerita membuat kritik sosial ini terasa segar, menghibur, tapi tetap ngena ke hati kita.

4. Apakah film Tinggal Meninggal recommended untuk ditonton?

Cuplikan adegan film Tinggal Meninggal (dok. Imajinari /Tinggal Meninggal)

Jawabannya iya, sangat direkomendasikan. Tinggal Meninggal adalah salah satu film komedi orisinal terbaik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Keberaniannya dalam menggabungkan humor gelap, konsep penceritaan unik, dan kritik sosial yang tajam membuatnya layak disebut salah satu karya penting di tahun ini, atau bahkan beberapa tahun ke depan.

Film ini mungkin akan terasa aneh di paruh awal bagi penonton kasual. Namun begitu masuk ke inti ceritanya, semua elemen akan terasa pas. Nyaris dua jam film bergulir tanpa terasa. Begitu kredit akhir muncul, kamu akan sadar bahwa baru saja menonton salah satu film Indonesia paling lucu, segar, sekaligus cerdas tahun ini.

Editorial Team