To Kill A Tiger (dok. Notion Pictures/To Kill A Tiger)
Orangtua korban, pasutri bernama Ranjit dan Jaganti tak tinggal diam. Mereka kompak berangkat menuju kantor desa untuk meminta keadilan. Namun, jawaban yang didapatnya justru di luar nalar. Kepala desa berdasar adat dan saran penduduk, justru meminta kedua orang tua korban untuk berkompromi. Yakni, dengan mempertimbangkan opsi menikahkan anak mereka dengan salah satu pelaku. Solusi itu jelas tak berpihak pada korban dan terkesan meremehkan, tetapi mirisnya seringkali disarankan dengan dalih melindungi nama baik keluarga dan desa secara umum.
Mereka akhirnya meminta bantuan LSM Srijan Foundation untuk membantu mereka mengawal kasus ini. Mulai dari mengajak penduduk desa mendiskusikan kasus tersebut sampai menemani pasutri tersebut menuntut pelaku ke pengadilan. Namun, prosesnya tak sesederhana yang dibayangkan. Korban dan orangtuanya harus melalui berbagai pemeriksaan medis (visum), perekaman testimoni, dan persidangan beberapa kali karena ketiga pelaku mengaku tak bersalah.
Fakta bahwa pelakunya tinggal berdekatan dengan korban juga membuat kasus ini makin kompleks dan menguras emosi. Apalagi, dalam beberapa bagian kita akan melihat bagaimana penduduk desa justru menyerang serta mengintimidasi Ranjit dan Jaganti. Tak peduli pria maupun perempuan, sebagian besar dari penduduk desa sepakat kalau solusi dari masalah ini adalah pernikahan, seolah pemerkosaan bukan tidak pidana.