Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_1025 Besar.jpeg
Robert Ronny pada acara Novel to Cinema Writing Academy pada Kamis (3/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Intinya sih...

  • Netflix suka format serial, namun sulit berkembang di Indonesia

  • Robert Ronny berpendapat bahwa generasi Indonesia masih menganggap serial adalah sinetron

  • Shanty Harmayn kapok membuat serial setelah proyek Gadis Kretek yang dihasilkan merugi

Jakarta, IDN Times - Produser Robert Ronny menjadi salah satu pembicara dalam program Novel to Cinema Writing Academy yang digelar pada Kamis (3/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia membagikan pengalaman dan tips bagi para penulis untuk menggarap novel yang sinematik.

Bukan tidak mungkin untuk format tulisan diadaptasi menjadi sebuah film dan serial. Namun, Robert juga berpendapat kalau serial sedang sulit berkembang di Indonesia pada masa sekarang. Apa katanya?

1. Netflix sebenarnya suka format serial

Robert Ronny pada acara Novel to Cinema Writing Academy pada Kamis (3/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Dalam kesempatan tersebut, seorang peserta menanyakan bagaimana potensi serial di Indonesia. Apalagi, brand sebesar Netflix sempat menggarap serial orisinil Indonesia dengan judul Gadis Kretek dan Nightmares and Daydreams.

"Netflix itu duitnya gak ada serinya. Jadi dari Gadis Kretek itu budget-nya itu Rp58 miliar kalau gak salah. Jadi kalau gak ada Netflix, gak akan bisa dibikin juga," ungkap Robert Ronny sambil tertawa kecil.

Menurutnya, Netflix dan platform OTT itu lebih suka format serial. Hal ini disebabkan oleh durasi serial yang lebih panjang daripada film dan dapat digarap bermusim-musim.

Ia menuturkan, "Kalau OTT ya sukanya stickiness. Orang itu makin lama di Netflix, dia makin seneng. Film kan cuma dua jam. Series kan makin lama, makin nongkrong. Sebenarnya mereka lebih suka series."

2. Pendapat Robert Ronny soal sulitnya serial dibuat di Indonesia

Robert Ronny pada acara Novel to Cinema Writing Academy pada Kamis (3/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Walau sudah ada sederet serial hits asli Indonesia di Netflix, Robert Ronny berpendapat kalau sebenarnya format ini belum cocok. Ia mengungkapkan target Netflix masih ada di pasar generasinya yang menganggap serial adalah sinetron.

"Mereka baru sadar Indonesia gak bisa bikin series.. Kesimpulan justru itu. Kita semuanya bukan generasi series, series generasi kita itu sinetron," ujarnya.

3. Robert Ronny bongkar Shanty Harmayn kapok bikin serial

Robert Ronny pada acara Novel to Cinema Writing Academy pada Kamis (3/7/2025) (IDN Times/Elizabeth Chiquita)

Ia lalu mengambil contoh dari produksi Gadis Kretek yang sukses menuai banyak pujian di pasaran. Walau begitu, Robert Ronny mengungkapkan karya tersebut membuat Shanty Harmayn jadi kapok membuat serial. Sang produser menceritakan Shanty serta tim Netflix intens menggarap proyek ini selama dua tahun penuh, tetapi berakhir rugi.

"Mbak Shanty, BASE Entertainment kan yang bikinnya. Ngomong, 'Gue gak akan balik lagi bikin series. Kapok minta ampun. Dua tahun, budget Rp58 Miliar, untungnya 800 juta, ngapain," bongkar Robert Ronny.

Sementara itu, Gadis Kretek sukses masuk jajaran Top 10 serial non‑Inggris global Netflix, menempati peringkat pertama di Indonesia selama empat minggu, serta meraih posisi teratas di Malaysia, Chili, Rumania, Meksiko, dan Venezuela.

Editorial Team