Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster film A Love Song, Past Lives, dan One Day (dok. Bleecker Street/A Love Song | dok. A24/Past Lives | dok. Focus Features/One Day)

Intinya sih...

  • Trilogi Eat the Rich: Parasite, Triangle of Sadness, The Menu

  • Trilogi Kisah Cinta Tragis: Past Lives, A Love Song, One Day

  • Trilogi Ambisi Membawa Petaka : Whiplash, The Social Network, Uncut Gems

Trilogi adalah format yang umum ditemukan dalam penulisan cerita. Biasanya ini dilakukan bilamana si empu cerita punya banyak ide yang perlu dikembangkan dan diberi ruang. Contoh termudahnya Trilogi Before, The Lord of The Rings, dan The Hunger Games.

Ada pula trilogi yang dibuat tanpa punya kesinambungan langsung. Untuk tipe ini, kamu bisa menontonnya tanpa urutan tertentu karena cerita dan karakter pada tiga film berbeda satu sama lain layaknya antologi. Bedanya, mereka punya pola yang sama, entah tema atau latarnya. Contohnya Trilogi Koker-nya Abbas Kiarostami, Trilogi Proletar garapannya Aki Kaurismaki, dan Three Colors Trilogy karya Krzysztof Kieślowski.

Kabar baiknya, tipe trilogi yang kedua itu bisa kita kustomisasi sendiri, seperti keenam set film berikut. Meski tidak dibuat sutradara yang sama, tema yang mereka angkat mirip-mirip. Bisa lah jadi semacam trilogi tak resmi.

1. Trilogi Eat the Rich: Parasite, Triangle of Sadness, The Menu

poster film Parasite, Triangle of Sadness, dan The Menu (dok. NEON/Parasite | dok. NEON/Triangle of Sadness | dok. Searchlight Pictures/The Menu)

"Eat the Rich" adalah salah satu trope yang berkembang pesat pada akhir 2010-an. Sepertinya banyak sineas yang terinspirasi perubahan sifat manusia gegara kapitalisme. Alhasil, film-film tentang rakyat jelata yang muak dengan tingkah orang kaya pun membludak bahkan sampai 2020-an.

Kalau bisa memilih film yang tepat buat jadi Trilogi Eat The Rich, rasanya film Parasite (2019), Triangle of Sadness (2022), dan The Menu (2020) cocok, deh. Ketiganya memotret bagaimana uang bisa mengubah sifat manusia dan apa jadinya saat manusia tak lagi memprioritaskannya.

2. Trilogi Kisah Cinta Tragis: Past Lives, A Love Song, One Day

poster film Past Lives, A Love Song, dan One Day (dok. A24/Past Lives | dok. Bleecker Street/A Love Song | dok. Focus Features/One Day)

Kisah cinta dengan akhir bahagia sudah banyak, bagaimana dengan yang akhirnya justru menyesakkan? Ketiga film ini bisa jadi jawaban buat kamu yang ingin nonton cerita cinta yang menyiksa.

Past Lives (2023) mengikuti pertemuan dua sobat kecil yang ingin mencari closure dari kisah cinta mereka yang kandas di tengah jalan. Begitu pula dengan A Love Song (2022) yang memotret reuni mantan kekasih yang kini sudah lansia. Tutup dengan One Day (2011) yang berpusat pada dua sejoli yang enggan bersatu karena sejumlah faktor, terutama tekanan sosial.

3. Trilogi Ambisi Membawa Petaka : Whiplash, The Social Network, Uncut Gems

poster film Whiplash, Social Network, dan Uncut Gems (dok. Sony Pictures Classics/Whiplash | dok. Columbia Pictures/The Social Network | dok A24/Uncut Gems)

Ambisi adalah salah satu tema yang cukup sering diangkat Hollywood. Ada yang dipotret dengan pendekatan inspiratif, tetapi ada pula yang justru menggambarkan sisi gelapnya. Kalau butuh tipe kedua, 3 film ini bisa ditonton jadi trilogi. Mereka adalah Whiplash (2014) yang mengikuti persaingan gengsi seorang dosen dengan mahasiswanya, The Social Network (2010) yang memotret dinamika proses penemuan situs media sosial terbesar abad ini, dan Uncut Gems (2019) yang berorbit pada pebisnis yang melakukan hal nekat demi melunasi hutangnya.

4. Trilogi Antikerja: Mickey 17, The Machinist, La Cocina

poster film Mickey 17, La Cocina, dan The Machinist (dok. Warner Bros/Mickey 17 | dok. Willa/La Cocina | dok. Paramount/The Machinist)

Kalau Aki Kaurismaki bisa bikin Trilogi Proletar yang nampol, kamu juga bisa bikin Trilogi Antikerja. Mulai dengan Mickey 17 (2025) yang mengeksplor konsep replaceable dalam dunia kerja. Lanjut The Machinist (2007), film lawas tentang pekerja yang mengabaikan kesehatannya dan akhirnya terjebak dalam delusi fatal. Akhiri dengan La Cocina (2024) yang memotret dinamika relasi para pekerja di sebuah restoran mewah di New York.

5. Trilogi Parenting Alternatif: Leave No Trace, Captain Fantastic, The Florida Project

poster film Leave No Trace, Captain Fantastic, dan The Florida Project (dok. Bleecker Street/Leave No Trace | dok. Bleecker Street/Captain Fantastic | dok. A24/The Florida Project)

Butuh film tentang parenting yang bisa memicu perdebatan? Leave No Trace (2018), Captain Fantastic (2016), dan The Florida Project (2017) adalah jawabannya. Plotnya beragam dan karakternya bervariasi, tetapi satu yang sama, mereka terkonsentrasi pada keputusan orangtua yang memilih membesarkan anak-anaknya dengan cara-cara tak biasa. Mayoritas sih menolak kemapanan dan kestabilan yang ditawarkan institusi konvensional.

6. Trilogi Kriminal Indie: Fargo, The Wind River, Blue Ruin

poster film Blue Ruin, Fargo dan The Wind River (dok. Memento Films/Blue Ruin | dok. Polygram Filmed Entertainment/Fargo | dok. Lionsgate/The Wind River)

Penggemar film kriminal merapat, deh. Coba tonton ketiga film kriminal independen berikut sebagai trilogi. Dibuat dengan bujet rendah, tetapi gak kehilangan daya pikatnya, mereka mungkin bisa jadi berlian tersembunyi untukmu.

Fargo (1996) adalah film indie legendaris tentang konspirasi kejahatan yang dilakukan seorang pria tanpa pengalaman dan berakhir runyam. The Wind River (2017) merupakan proses investigasi penemuan jenazah perempuan pribumi di Wyoming. Kalau Blue Ruin (2013) mengikuti seorang pria yang selama bertahun-tahun hidup dalam amarah dan nekat membunuh pelaku pembunuhan orangtuanya.

Siapa sangka, ketiga film yang tak pernah benar-benar punya kaitan langsung, bisa ditonton maraton dan memberikan vibrasi serupa. Kesaktian angka 3 dalam proses pembuatan film dikonfirmasi lagi dalam format trilogi. Jangan salahkan kalau nanti kamu ketagihan bikin kurasi sendiri, nih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team