Banyak yang setuju kalau drama Reply 1988 adalah KDrama terbaik sepanjang masa. Ceritanya yang mengangkat kisah keluarga sederhana di tahun 1988 hingga awal 90-an akan selalu bikin kita nostalgia dan rindu masa kecil. Banyak adegan lucunya, tapi Reply 1988 gak sedikit menampilkan cerita adegan yang bikin kita menangis sedih. Salah satunya ada di episode 5.
Pada episode ini, diceritakan Bora yang sejak awal episode sudah dilarang oleh ayahnya untuk ikut demonstrasi akhirnya ketahuan setelah No Eul — adik bungsunya — menemukan wajahnya muncul di berita TV. Mengetahuinya, sang ayah pun marah besar — terlebih mengetahui Bora yang sampai ke rumah dalam kondisi babak belur. Ia menghukum Bora tidak boleh keluar kamar sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Bora pun enggan buka mulut setelah kejadian itu.
Yang membuat kita tersentuh adalah bagaimana peran ibu dalam masalah ini. Ibunya benar-benar berusaha agar sang ayah melunak dan Bora mau untuk stop ikut demo. Sayang, keduanya memilih tetap pada pendirian masing-masing. Bora sampai tidak mau makan, sang ayah pun tidak mau pindah dari tempatnya yang memblokade pintu kamar Bora.
Sampai akhirnya pada suatu malam, Bora kabur dari rumah kemudian ke pos telepon dan bicara dengan seseorang. Mengetahui hal ini, sang ibu segera keluar rumah mencarinya di tengah hujan deras.
Bora sedang dalam perjalanan pulang. Tiba-tiba ia dikejar oleh dua orang polisi yang kemudian menginterogasinya di ujung jalan. Sebelum terlambat ditangkap, sang Ibu akhirnya menemukan Bora dan segera menghampiri putri sulungnya tersebut. Ibu — dengan segenap kekuatannya — melindungi Bora agar tidak ditangkap.
Tak cuma kisah Bora, episode ini juga mengisahkan kekuatan ibu-ibu dari para tokoh yang akan bikin kita sadar bahwa setiap ibu akan selalu melindungi anak-anak dan keluarganya. Narasi di akhir episode yang dibacakan Bora pun bikin kita trenyuh:
When true love manifests, it doesn’t allow one to be concerned over one’ s pride and causes one to cast it aside. That’s why mothers are strong.