Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
suasana penayangan film Raminten Universe: Life is a Cabaret di Jakarta, Selasa (16/9/2025)
suasana penayangan film Raminten Universe: Life is a Cabaret di Jakarta, Selasa (16/9/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Intinya sih...

  • Pernak-pernik bertema Raminten terlihat di berbagai sudut

  • Banyak pengunjung yang kenakan busana tradisional

  • Campur aduk emosi mewarnai penayangan film Raminten Universe: Live is a Cabaret

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kalyana Shira Foundation menggelar screening film Raminten Universe: Live is a Cabaret di Auditorium Institut français Indonesia (IFI) Thamrin pada Selasa (16/9/2025). Ini tercatat sebagai penayangan kedua film tersebut di Jakarta setelah sempat menjadi penutup rangkaian “Festival Film 100 Persen Manusia”.

Turut didukung oleh Kedutaan Besar Kanada dan Institut Français Indonesia (IFI), acara ini dihadiri oleh awak media serta para tamu undangan yang sudah tidak sabar untuk menyaksikan film dokumenter tentang Kanjeng Hamzah Sulaiman, sosok di balik karakter Raminten, salah satu ikon Jogja yang dikenal unik dan legendaris.

1. Pernak-pernik bertema Raminten terlihat di berbagai sudut

suasana penayangan film Raminten Universe: Life is a Cabaret di Jakarta, Selasa (16/9/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Merayakan penayangan kedua film Raminten Universe: Live is a Cabaret di Jakarta, Auditorium IFI Thamrin disulap dengan pernak-pernik bertema Raminten. Dua buah panel yang menampilkan poster film ini terpajang di depan area luar Auditorium.

Bahkan, tepat di depan pintu masuk, Raminten sudah berdiri dengan anggun dalam balutan kebaya merahnya untuk menyambut kedatangan para pengunjung. Meski hanya dalam bentuk standee, kehadiran Raminten tersebut berhasil mencuri perhatian banyak pengunjung hingga memutuskan untuk menghentikan langkah mereka sejenak demi berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

2. Banyak pengunjung yang kenakan busana tradisional

suasana penayangan film Raminten Universe: Life Is A Cabaret di Jakarta, Selasa (16/9/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Penayangan film dokumenter yang diproduseri oleh Dena Rachman ini tampak menerima antusiasme yang cukup tinggi. Buktinya, para pengunjung sudah ramai memadati area lobi auditorium sejak satu setengah jam sebelum filmnya dimulai.

Bahkan, saat itu Dena Rachman sendiri sudah terlihat hadir dan asyik mengobrol dengan yang lain. Dalam kesempatannya, Dena tampil anggun mengenakan pakaian sentuhan tradisional.

Gak kalah dari Dena, banyak juga pengunjung yang datang dengan penampilan terbaik mereka mengenakan pakaian sentuhan tradisional, lho. Ada yang tampil anggun mengenakan kebaya. Ada juga yang memadupadankan atasan casual mereka dengan kain batik. Bahkan, beberapa di antaranya juga bergaya totalitas dengan tambahan sanggul mirip karakter Raminten. Keren!

3. Campur aduk emosi mewarnai penayangan film Raminten Universe: Live ia a Cabaret

suasana penayangan film Raminten Universe: Life is a Cabaret di Jakarta, Selasa (16/9/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Pemutaran film Raminten Universe: Live is a Cabaret ini dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. Para penonton mulai fokus memusatkan pandangan ke layar saat lampu dimatikan, pertanda dokumenter Raminten tersebut segera diputar.

Meski baru opening, saya sudah langsung merasa takjub. Bagaimana tidak? Sebelum menyajikan perjalanan inspiratif di balik karakter Raminten yang legendaris, film ini lebih dulu menciptakan suasana magis dengan menyuguhkan potongan-potongan gambar ciamik yang menampilkan jalanan di sekitaran Malioboro. Penampakan store Hamzah Batik hingga tugu bersejarah, mendadak membuat saya secara pribadi jadi merindukan Jogja.

Film ini membawa penonton untuk mengenal lebih dekat mendiang Hamzah Sulaiman, seniman dan budayawan di balik karakter Raminten yang telah bertransformasi menjadi ikon Jogja yang legendaris. Di samping itu, penonton juga diajak untuk menelusuri lebih dalam tentang perjalanan kabaret show—nya yang sangat populer dengan aksi yang menghibur, tapi ternyata juga menyimpan cukup banyak kisah emosional di baliknya, yang membuat haru penonton.

Siapa sangka, potongan wawancara dari para talent Hamzah Sulaiman yang blak-blakan juga berhasil memecahkan gelak-tawa penonton. Penampilan para talent yang sangat berbeda saat sebelum dan sesudah show juga sukses membuat penonton di sekitar saya menjadi tercengang karena memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Alhasil, film ini pun menciptakan suasana yang bercampur aduk saat itu.

Editorial Team