Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
telegraph.co.uk

Memasukkan tema puisi ke dalam film adalah hal yang sulit. Seringkali, ketika suatu film digambarkan secara "puitis" di bioskop, itu dapat merujuk pada sinematografi yang epik dari Terrence Malick atau Peter Jackson atau dapat juga merujuk pada alur cerita yang penuh drama dan dibuat-buat.

Apa yang akan dibahas di dalam daftar ini adalah film-film terbaik yang menawarkan puisi sebagai subjek utama. Berikut tujuh rekomendasi film bertemakan puisi yang wajib untuk kamu tonton.

1. Kill Your Darlings

Kill Your Darlings menceritakan perkembangan Allen Ginsberg (Daniel Radcliffe), seorang remaja yang canggung yang akan menjadi salah satu penyair terkenal di abad ke-20.

Dalam film ini ia membangun hubungan dengan Lucien Carr (Dane DeHaan), yang memacunya untuk lebih membenamkan dirinya dalam tulisannya yang sangat menggambarkan perasaan tertekan dan kesepian.

Selain mereka berdua, ada pula Jack Kerouac (Jack Huston) dan William S. Burroughs (Ben Foster) yang menemani masa-masa kuliah mereka pada tahun 1940-an di kota New York. Film ini sangat bergantung pada ketegangan seksual yang ditekankan di antara kedua sahabat tersebut.

Kill Your Darlings adalah tontonan wajib bagi siapa pun yang sangat tertarik pada salah satu periode terbaik dalam sejarah kesusastraan Amerika.

2. Bright Star

Berdasarkan dari biografi hidup John Keats, Bright Star berfokus pada tiga tahun terakhir kehidupan penyair romantis ini dan, khususnya, pada kisah cintanya dengan sosialita yang modis, Fanny Brawne.

Pada puncak kesuksesan Keats, Brawne yang saat itu masih berusia delapan belas tahun mulai tertarik pada penyair tersebut setelah membaca salah satu buku paling populernya, Endymion. Keats pada awalnya menolak cinta dari gadis muda itu, tetapi keduanya secara bertahap menjadi lebih dekat dan Brawne semakin sering muncul sebagai inspirasi untuk puisinya.

Ada banyak hal yang unik dari film ini, salah satunya penggambaran periode Romantisme secara langsung. Penampilan apik dari Ben Whishaw sebagai John Keats dan Abbie Cornish sebagai Fanny Brawne juga membuat Bright Star wajib masuk ke dalam daftar tontonanmu.

3. Endless Poetry

Sebagai tamasya sinematik kedua dalam otobiografi lima bagian karya Alejandro Jodorowsky, Endless Poetry menjadi penuturan yang menyenangkan tentang masa remaja Jodorowsky pada tahun 1940 di kota Santiago.

Dibintangi oleh putra kandung Jodorowsky, Adan, film ini mengeksplorasi tantangan yang sangat nyata untuk mengekspresikan diri di tengah-tengah penindasan dan kemiskinan.

Dalam Endless Poetry, digambarkan kalau Jodorowsky muda bertempur dengan humor dan optimisme menuju ekspresi diri; pertama sebagai dalang, selanjutnya sebagai badut, berikutnya sebagai penyair dan akhirnya sebagai "messiah" seni surealis.

Bagi Jodorowsky, puisi adalah perjuangan untuk menjadi dirinya sendiri. Dan meskipun kadang-kadang ada perenungan nestapa di sepanjang jalan, seperti semua seniman besar lainnya ia mendorong penontonnya untuk menang dari situasi itu melalui ketekunan. Sangat optimistis bukan?

4. Paterson

Love Poem karya Paterson dengan kuat membangkitkan tradisi Amerika untuk mengubah dunia dari budaya konsumerisme yang rendah menjadi seni berbudaya tinggi. Sebuah prestasi yang mencengangkan mengingat kehidupan Paterson yang tidak stabil secara finansial dan hanya menjadi pengemudi bus di sepanjang film.

Dipopulerkan oleh "New York School" pada awal 1960-an, dan oleh penyair Frank O'Hara dan John Ashbery khususnya, gaya puisi yang dibangkitkan di Paterson berperan sebagai sejenis pendamping sastra dalam seni pop. Jadi, sudah sepantasnya kalau puisi-puisi yang ditampilkan dalam film itu ditulis oleh Ron Padgett, seorang anak didik awal O'Hara.

Harus diacungi jempol juga kalau Paterson berhasil menggambarkan berbagai kesulitan yang sering dihadapi oleh penulis di era modern, yang berjuang untuk menciptakan seni yang optimis dan relevan dalam masa penghematan ekonomi.

5. Dead Poets Society

Ketika Dead Poets Society dirilis pada tahun 1989, semua bagian komponennya mengarah langsung ke kesuksean box office. Memang sedikit aneh, tetapi mengingat film ini dibintangi oleh Robin Williams sebagai guru bahasa Inggris yang menginspirasi perjuangan para siswanya untuk melawan birokrasi, tidak ada yang mengejutkan.

Coba tonton lagi beberapa film "guru inspirasional" lainnya yang rilis setelah film ini seperti Dangerous Minds, Coach Carter, atau School of Rock. Mereka semua mengikuti formula yang sama dengan Dead Poets Society. Namun seperti biasanya, Peter Weir — sang sutradara — memakai sinisme yang sedikit berlebihan di dalamnya.

Pada akhirnya, tidak semua hal "berhasil" dilakukan oleh para tokoh protagonis hanya melalui kerja keras dan ketekunan. Dunia nyata selalu ada di belakang mereka, dan ketika kredit mulai bergulir, kalian mungkin akan merasakan dorongan untuk melompat ke atas meja dan mulai berkata "O Captain, my Captain."

6. Total Eclipse

Ketika orang berbicara tentang Leonardo DiCaprio mereka sering cenderung mendefinisikan Titanic sebagai titik di mana ia mulai muncul sebagai aktor "serius." Nyatanya, ia sudah bermain di banyak film "serius" sebelum tahun 1997, salah satunya adalah Total Eclipse yang rilis di tahun 1995.

Film ini membahas skandal cinta di kehidupan nyata antara seorang simbolis muda Prancis, Arthur Rimbaud (DiCaprio) dengan penyair yang lebih tua, Paul Verlaine (David Thewlis). Jika kalian tidak tahu apa-apa tentang puisi Rimbaud atau Verlaine tenang saja, karena film ini akan mengontekstualisasikan semuanya dengan baik.

Cukuplah untuk mengatakan kalau warisan mereka mengilhami orang-orang seperti Allen Ginsberg, Bob Dylan bahkan Jim Morrison dari The Doors. Total Eclipse adalah sebuah perenungan yang penuh perhatian dan perayaan pada para pecinta puisi yang berusaha mencapai kesempurnaan melalui "gangguan total di semua inderanya."

7. I'm Not There

Maka, sangat pantas jika film Todd Haynes tahun 2007 ini, I’m Not There dimulai dengan Bob Dylan sebagai ekstensi (secara harfiah) dari sosok Arthur Rimbaud. 

I’m Not There sendiri berjalan dengan serangkaian monolog non-linear yang menghubungkan tujuh identitas kompleks dalam diri Dylan, termasuk Woody Guthrie (Marcus Carl Franklin), Jack Rollins/Father John (Christian Bale), Jude Quinn (Cate Blanchett), Billy the Kid (Richard Gere) dan Robbie Clark (Heath Ledger).

Semua identitas ini menjadi penting untuk dipahami, tidak hanya karena menginspirasi lirik dan puisi Bob Dylan, tetapi juga karena menggambarkan ide-ide yang kompleks di dalamnya, tentang bagaimana budaya populer Amerika telah berkembang sejak pertengahan abad ke-20.

Tone film ini sangat bervariasi seperti persona di dalam diri Dylan sendiri. I’m Not There berguna sebagai pengantar yang sempurna jika kamu ingin mengenal Bob Dylan, juga untuk budaya populer Amerika dan beratnya integritas artistik. Film ini adalah tontonan wajib bagi siapa pun yang pernah mengambil pena untuk menulis sebuah karya sastra.

Nah, itu tadi tujuh rekomendasi film bertemakan puisi yang wajib kamu tonton. Bagaimana, apakah kalian tertarik untuk menonton salah satunya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team