Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK
potret Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Jakarta, IDN Times - Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) menjadi salah satu lokasi paling populer untuk penyelenggaraan konser. Namun di balik tingginya minat tersebut, tarif sewa venue di area ini memiliki dinamika tersendiri.

Bahkan belakangan ini, muncul kabar bahwa sejumlah promotor mulai mengeluhkan mahalnya harga sewa venue di Indonesia, termasuk di area GBK. Menanggapi hal tersebut, Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa tarif sewa venue di kawasan GBK bersifat relatif. Penetapan tarif venue di area GBK ini pun tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena berada di bawah pengawasan langsung Kementerian Keuangan. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Tarif venue Basket Hall termurah di area GBK, kisaran Rp300 juta untuk one package

potret Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Sebagaimana diketahui, kawasan Gelora Bung Karno (GBK) menawarkan beragam venue untuk kebutuhan konser dengan harga sewa setiap gedung yang bervariasi. Menurut Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK, venue dengan tarif paling ramah adalah Basket Hall yang bisa menampung sekitar 2.400–2.500 orang.

Adapun tarif sewa venue ini berada di kisaran Rp300 juta. Harga tersebut dibanderol dengan sistem one package. Artinya, sudah mencakup proses loading, unloading, hingga hari pelaksanaan event.

“Kalau bicara venue paling murah, konsekuensinya tentu kapasitasnya lebih kecil. Kita punya beberapa area indoor, dan yang kapasitasnya paling kecil adalah Basket Hall. Secara otomatis, tarifnya juga paling terjangkau, yaitu di kisaran Rp300 jutaan. Itu one package, sudah termasuk loading, sudah unloading, berikut dengan event day-nya,” kata Sri Lestari kepada IDN Times, Rabu (27/11/2025).

Untuk kapasitas yang lebih besar, pilihan venue di area GBK bergerak dari Tennis Indoor, Istora, Indonesia Arena, hingga Stadion Utama. Dari beberapa venue yang tersedia, Sri Lestari menyebut Istora Senayan menjadi yang paling diminati.

“Istora tuh favorit banget. Salah satu tempat terfavorit orang untuk melakukan kegiatan di situ. Gak cuma konser, olahraga juga, bulutangkis terutama, seperti Indonesia Masters, Indonesia Open. Jadi itu udah favorit banget di area GBK,” ungkap Sri Lestari dengan nada antusias.

2. Soal penentuan tarif sewa venue di area GBK, relatif dan dipantau langsung oleh Kemenkeu

potret Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Terkait kabar tarif sewa venue di kawasan GBK dianggap mahal, Sri Lestari menegaskan bahwa penilaian tersebut sangatlah relatif. Sebagai Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK, ia menyebut pihaknya tidak bisa serta-merta mengatakan harga sewa venue di area GBK mahal atau murah karena setiap promotor pun memiliki kebutuhan dan standar yang berbeda.

Namun yang pasti, GBK sendiri berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU), sehingga mereka tidak bisa menetapkan tarif secara sembarangan karena seluruh harga yang dipublikasikan melalui sistem reservasi online dipantau dan disetujui langsung oleh Kementerian Keuangan.

“Kami tidak bisa memberikan tarif untuk sewa seenaknya. Kami dipantau oleh Kementerian Keuangan, karena BLU itu kan Badan Layanan Umum tidak profit oriented, tapi lebih mengedepankan pelayanan kepada publik. Jadi kalau ditanya bener gak sih GBK mahal? Itu relatif banget, karena kita juga gak bisa bilang kita mahal, kita murah. Itu masing-masing punya persepsi yang berbeda-beda.”

3. Kegiatan olahraga nasional menjadi prioritas tertinggi

potret Sri Lestari Puji Astuti, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PPKGBK (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Meski kini mulai banyak kompetitor, Sri Lestari menyebut GBK tetap percaya diri menjadi venue yang digemari karena memang memiliki keunggulan yang sulit ditandingi. Selain aksesnya mudah, kawasan sekitarnya nyaman, area GBK juga didukung dengan fasilitas transportasi publik. Mereka bahkan sering menjalin kerja sama dengan pihak MRT untuk memperpanjang jam operasional saat ada acara besar.

Di samping itu, Sri Lestari juga membahas soal sejumlah konser yang harus menyesuaikan jadwal karena benturan dengan kegiatan olahraga. Ia menjelaskan bahwa GBK adalah kawasan Badan Layanan Umum (BLU) dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan olahraga. Karena itu, event olahraga nasional, terutama yang melibatkan tim nasional, selalu menjadi prioritas utama mereka. Kondisi inilah yang membuat jadwal konser atau kegiatan non-olahraga kerap harus mengalah ketika terjadi benturan agenda.

“Yang sudah menjadi pelanggan, pasti sudah tahu terkait syarat dan ketentuan kita. Jadi memang karena GBK ini, Badan Layanan Umum, yang core-nya adalah olahraga. Jadi semua orang yang berkegiatan di GBK, ketika ada event olahraga nasional, melibatkan tim nasional, maka otomatis pasti akan tergeser,” lanjut Sri Lestari.

Kendati demikian, pihak GBK tidak serta-merta membatalkan acara jika terjadi benturan jadwal. Mereka tetap memberikan solusi, mulai dari menawarkan venue alternatif yang tersedia hingga penjadwalan ulang. Sri Lestari menegaskan, GBK selalu berusaha mencari opsi terbaik tanpa langsung membatalkan acara penyewa.

Editorial Team