Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Magneto
Magneto (dok. 20th Century Fox/X2)

Intinya sih...

  • Thanos (Avengers: Infinity War & Endgame)Niatnya menyelamatkan alam semesta dengan menciptakan surga, tapi cara genosida yang mengerikan.

  • Magneto/Erik Lehnsherr (X-Men Series)Ingin melindungi mutan dari penindasan, tapi memilih kekerasan dan dominasi sebagai solusi.

  • Killmonger/N’ Jadaka (Black Panther)Tujuannya mulia untuk membebaskan orang kulit hitam, tapi memilih revolusi global penuh kekerasan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat menonton film, kita biasanya disuguhi sosok villain yang jahat begitu saja. Motif mereka biasanya klise, seperti ingin menguasai dunia, mencari kekayaan, atau sekadar menikmati kekacauan. Penjahat seperti ini memang mudah untuk dibenci, tapi sering kali ceritanya jadi hitam-putih dan gampang ditebak.

Namun, ada "kasta" villain lain yang jauh lebih menarik dan membekas di hati. Mereka adalah para antagonis yang niatnya sebenarnya baik dan mulia, bahkan mungkin sama dengan sang pahlawan. Masalahnya, cara yang mereka tempuh untuk mencapai tujuan itu salah total, ekstrem, dan sering kali tidak manusiawi. Inilah para penjahat yang berhasil membuat kita bingung. Di satu sisi kita membenci perbuatannya, tapi di sisi lain kita juga bersimpati pada tujuannya.

Bingung harus mendukung atau menentang, ini beberapa villain di film dengan niat baik, tapi caranya salah dan ekstrem. Salah satunya apakah favoritmu?

1. Thanos (Avengers: Infinity War & Endgame)

Thanos (dok. Walt Disney Studios/Avengers: Infinity War)

Niat baik Thanos sebenarnya sangat mulia. Setelah menyaksikan planetnya sendiri hancur karena kelebihan populasi dan kelangkaan sumber daya, ia bertekad untuk menyelamatkan seluruh alam semesta dari takdir yang sama. Tujuannya adalah untuk menciptakan surga, di mana semua makhluk hidup bisa makmur tanpa harus berebut.

Masalahnya, cara yang ia pilih untuk mencapai surga itu sangatlah mengerikan. Ia percaya bahwa satu-satunya solusi adalah dengan melenyapkan separuh dari seluruh kehidupan di alam semesta secara acak. Niatnya untuk mengakhiri penderitaan justru dieksekusi dengan melakukan genosida dalam skala kosmik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

2. Magneto/Erik Lehnsherr (X-Men Series)

Ian McKellen sebagai Magneto dalam X-Men: Days of Future Past (dok. 20th Century Fox)

Niat Magneto sebenarnya sangat bisa dimengerti dan bahkan mulia, yaitu ia ingin melindungi kaumnya, para mutan, dari penindasan dan genosida. Latar belakangnya sebagai Erik Lehnsherr, seorang penyintas Holocaust yang menyaksikan langsung kekejaman manusia, menanamkan trauma mendalam dalam dirinya.

Dari pengalaman pahit itu, Magneto percaya bahwa manusia tidak akan pernah bisa menerima mutan. Cara yang ia pilih untuk melindungi kaumnya inilah yang salah. Alih-alih mencari jalan damai seperti Charles Xavier, Magneto percaya bahwa satu-satunya cara untuk selamat adalah dengan menyerang lebih dulu, mendominasi, atau bahkan melenyapkan umat manusia. Ia menjadi teroris demi mencegah sejarah kelam terulang kembali.

3. Killmonger/N’ Jadaka (Black Panther)

Killmonger (dok. Walt Disney Studios/Black Panther)

Niat baik Killmonger lahir dari penderitaan nyata. Tumbuh besar sebagai seorang anak yatim piatu di Oakland, ia menyaksikan langsung ketidakadilan sistemik dan penindasan yang dialami oleh orang kulit hitam di seluruh dunia. Tujuannya sangat mulia, yaitu menggunakan teknologi canggih Wakanda untuk membebaskan semua saudaranya dari penindasan tersebut.

Namun, cara yang ia pilih sangatlah ekstrem. Ia tidak berencana menggunakan kekayaan Wakanda untuk membantu secara damai, melainkan untuk mempersenjatai kelompok-kelompok tertindas di seluruh dunia dan memicu sebuah revolusi global yang penuh kekerasan. Ia rela menjadi seorang penakluk yang kejam demi mencapai keadilan yang ia impikan.

4. Ozymandias/Andrian Veidt (Watchmen)

Ozymandias (dok. Warner Bros. Pictures/Wathcmen)

Niat Ozymandias adalah salah satu yang paling ambisius dan (secara kepala dingin) bisa dimengerti. Di tengah puncak Perang Dingin, ia melihat bahwa Amerika Serikat dan Uni Soviet hanya tinggal selangkah lagi dari perang nuklir yang akan memusnahkan seluruh umat manusia. Tujuannya adalah untuk mencegah kiamat dan menciptakan perdamaian dunia yang abadi.

Untuk mencapai itu, ia menempuh cara yang sangat mengerikan. Ia menciptakan sebuah "musuh bersama" palsu untuk menyatukan dunia. Ozymandias melancarkan serangan teroris raksasa yang menewaskan jutaan warga sipil di New York, lalu mengkambinghitamkan Dr. Manhattan. Ia rela membunuh jutaan orang untuk menyelamatkan miliaran nyawa, sebuah dilema moral yang mengerikan.

5. Ra’s al Ghul (Batman Begins)

Ra’s al Ghul (dok. Warner Bros. Pictures/Batman Begins)

Niat baik Ra's al Ghul dan organisasinya, League of Shadows, adalah untuk membersihkan dunia dari kebobrokan dan korupsi. Mereka melihat kota-kota besar, seperti Gotham, sebagai "kanker" yang sudah terlalu parah dan tidak bisa lagi disembuhkan dari dalam. Tujuannya adalah untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni di dunia.

Cara yang mereka tempuh untuk mencapai "pembersihan" ini sangatlah ekstrem. Mereka percaya bahwa satu-satunya cara untuk menyembuhkan dunia adalah menghancurkan total kota-kota yang sudah korup hingga ke akarnya. Alih-alih mencoba memperbaikinya, mereka memilih menjadi algojo yang meratakan segalanya dengan tanah agar sesuatu yang baru bisa tumbuh dari abunya.

6. Poison Ivy/Dr. Pamela Isley (Batman & Robin)

Poison Ivy (dok. Warner Bros./Batman & Robin)

Niat baik Poison Ivy sebenarnya sangat relevan dengan isu zaman sekarang, yaitu ia ingin menyelamatkan planet Bumi dari kerusakan lingkungan. Sebagai seorang ahli botani jenius, ia melihat bagaimana umat manusia secara serakah menghancurkan alam dan meracuni planet hanya demi keuntungan semata. Tujuannya untuk menghentikan perusakan ini dan membiarkan alam mengambil kembali dunianya.

Namun, cintanya yang begitu besar pada tumbuhan membuatnya membenci manusia. Ia menganggap manusia sebagai "virus" atau parasit bagi planet ini. Cara yang ia pilih untuk menyelamatkan Bumi pun sangat ekstrem, yaitu melenyapkan seluruh umat manusia agar tumbuhan bisa kembali tumbuh dengan bebas. Ia adalah seorang teroris ekologis yang tujuannya mulia, namun metodenya sangat mematikan.

Bisa jadi, deretan penjahat ini sering kali lebih membekas di hati daripada para pahlawan yang mereka lawan. Mereka melempar kita ke dalam dilema moral yang rumit, "Apakah tujuan yang baik bisa menghalalkan cara yang jahat?". Meskipun kita tidak akan pernah bisa membenarkan tindakan brutal mereka, kita bisa memahami rasa sakit, logika, dan niat mulia yang melatarbelakanginya. Kalau kamu sendiri di posisi yang sama dengan para villain ini, apakah kamu akan memilih langkah jahat atau baik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team