Ice Paris di Jakarta (dok. IDN Times/Rafifa Shabira)
Sebelum menyudahi wawancara, saya mengajaknya bermain tantangan yang kami sebut sebagai #WhatIfChallenge. Saya memberikannya sebuah pernyataan 'seandainya saya..." yang kemudian akan ia bayangkan situasinya.
"Oke, agak ngeri, nih," kata Ice tampak bersiap-siap.
"Gak, kok. Gak ngeri sama sekali. Seru, deh," saya tertawa kecil lalu membacakan pertanyaan pertama. Ada 5 pertanyaan yang saya siapkan. Salah satu yang menarik adalah ketika saya bertanya apa yang akan ia lakukan jika bisa pergi ke masa lalu.
"Whooo, agak susah, ya. Mungkin kayak 10 tahun sebelumnya. Tahu gak kenapa? Karena aku akan beli semua Bitcoin yang ada," jawabnya tertawa. Saya pun demikian. Tak pernah terpikirkan jawaban itu sebelumnya.
"Iya, kan? Aku rasa itu yang terbaik untuk dilakukan jika kamu punya kemampuan itu, kan? Pergi ke 10 tahun lalu, beli semua Bitcoin, dan tunggu aja. Kamu bakal jadi kaya suatu hari, hehehe," tambahnya.
Namun ketika di akhir saya tanya apa ada penyesalan yang ingin ia ubah dari masa lalu, Ice Paris tampak berpikir sejenak, berusaha mengingatnya, namun kemudian menggeleng.
"Aku gak tahu, jika aku kembali ke masa lalu dan mengubah sesuatu, aku mungkin gak akan duduk di sini dengan kalian hari ini. Jadi, yaa... aku gak tahu. Sungguh menyenangkan soalnya bisa bertemu dengan semua orang, datang ke sini... jadi aku kayak takut kehilangan itu. Aku gak akan mengubah apa pun," jawab pemain Bad Genius: The Series itu.
"Pasti kita punya (penyesalan). Tapi aku tetap gak ingin mengubahnya. Karena itu benar-benar pelajaran yang baik buatku. Kamu belajar dari itu. Ya, aku gak ingin mengubah apa pun," ia menambahkan.
Saya mengangguk setuju dan kemudian hendak mengajukan pertanyaan terakhir.
"Wah, waktu cepat banget," serunya. Ya, memang secepat itu rasanya berbincang dengan Ice.
"Jika kamu diperbolehkan untuk mengatur takdirmu di masa depan, takdir apa yang ingin kamu ciptakan?" pertanyaan saya.
"Hmm... satu hal, aku ingin bahagia. Benar-benar bahagia. Aku ingin menciptakan lebih banyak tujuan, karena aku punya tujuan dan ingin mencapainya. Kayak sekarang, aku ingin punya konser sendiri, album sendiri, atau sesuatu semacam itu, tapi dalam perjalanannya, ada saja yang bikin kamu merasa sedih, lelah, atau semacamnya.
Di masa depan aku ingin lebih kayak tenang, sangat senang, mengenal siapa diriku sesungguhnya, dan tahu apa yang benar-benar aku inginkan. Aku gak tahu ya kalau jawaban ini terlalu dalam, tapi itu yang aku rasakan," jelasnya tampak serius.
Jawaban jujur Ice Paris itu mengakhiri wawancara kami sore itu. Ice juga menjelaskan betapa ia ingin menikmati waktu yang lebih banyak di Jakarta, karena kunjungannya kali ini begitu singkat. Seandainya bisa... ia ingin sekali diajak kencan bareng penggemarnya di sini. Pergi ke tempat-tempat yang direkomendasikan mereka dan menikmati suasana yang lebih santai.
Ice Paris bangun dari tempat duduknya setelah melambaikan tangan pada kamera kami. Ia berbalik menyapa para penggemarnya yang setia menunggu di luar. Berbatas kaca jendela panjang, Ice menghampiri mereka, tersenyum, dan menunduk berterima kasih. Meski singkat, Ice tampak bahagia dihujani cinta di Jakarta.
Love Destiny The Movie, film Ice Paris, sedang tayang di CGV Cinema dan beberapa jaringan bioskop Indonesia sejak 2 November 2022. Video wawancara Ice Paris ini pun sudah kami unggah di channel YouTube kami berikut ini.