5 Trik Mendongrak Selera Film biar Gak Tergantung Tren

Pernah gak sih merasa frustrasi karena film-film yang sering dibicarakan di media sosial dan tayang di bioskop terlalu seragam? Kalau tidak horor, film yang trending adalah animasi untuk segala usia, aksi, dan pahlawan super. Padahal, kamu sudah jenuh dengan ketiga genre itu dan ingin mencoba tayangan yang lebih inovatif.
Rasa gerah ini adalah tanda bahwa kamu butuh keluar dari zona nyaman. Silakan pakai beberapa trik berikut biar wawasan meningkat dan otomatis bakal mendongkrak selera film kamu.
1. Coba tonton film-film jebolan festival
Salah satu cara keluar dari lingkaran tren sinema layar lebar yang itu-itu saja, kamu bisa coba lebih rajin memonitor festival film. Silakan browsing film-film yang tayang di festival dengan reputasi baik terlebih dahulu. Mulai dari Cannes Film Festival, Berlinale, Locarno International Film Festival, Sundance, Venice International Film Festival, International Film Festival Rotterdam (IFFR), Busan International Film Festival, Toronto International Film Festival (TIFF), hingga South of Southwest (SXSW).
Festival di atas bisa jadi gerbang untuk mengenal nama-nama tertentu di industri film karena mereka menerima submisi dari seluruh dunia, termasuk pendatang baru. Tak terbatas pada debutan, tetapi juga sutradara-sutradara senior yang mungkin selama ini belum pernah kamu dengar eksistensinya. Pun kamu bisa coba beragam genre seperti neorealisme, horor-sosial, sampai tragikomedi. Dengan mengikuti festival film, kamu bakal dapat banyak pengetahuan dan pengalaman baru.
2. Hentikan kebiasaan browsing film dari nama aktor
Trik lain untuk memperkaya khazanah perfilmanmu adalah dengan mencari rekomendasi film dari nama kreator alias sineasnya. Coba ketik salah satu nama sutradara yang kamu temukan dari sebuah festival film di mesin pencarian. Niscaya, kamu akan menemukan lebih banyak rekomendasi film dari sutradara yang sama. Pun, sutradara lain yang punya genre dan pengalaman mirip akan ikut muncul di juga di laman pencarian.
Ini bisa jadi alternatif solid untuk menggantikan kebiasaanmu mencari rekomendasi film dari aktor. Untuk mempersempit jumlah sutradaranya, kamu bisa tambahkan kata kunci "auteur" yang merujuk pada sutradara dengan kontrol besar dalam proses pembuatan film di kolom pencarian. Bisa juga sinematografer hingga komposernya.
Kata kunci lain yang bisa dipakai sebagai alternatif saat mencari rekomendasi tontonan adalah nama rumah produksi atau distributor. Buat menyingkat waktu, kamu bisa coba dengan A24, NEON, Music Box Films, Oscilloscope, Magnolia Pictures, Bleecker Street, Searchlight Pictures, dan Focus Features. Khusus buat film klasik, ketik saja Janus Films dan Criterion.
3. Cari film berdasarkan teknik pembuatannya
Selain nama tokoh yang berperan dalam proses pembuatan film, kamu bisa juga cari tahu teknik-teknik pembuatan film. Misal teknik pencahayaan atau pengambilan gambarnya. Bisa mulai dengan pakai kata kunci "chiaroscuro" (pencahayaan gelap dalam film), "static shot" (pengambilan gambar yang dilakukan dengan meletakkan kamera di satu tempat dalam durasi lama), dan "tracking shot" (camera work yang setia mengikuti objek/subjek film),
Sebagai karya audiovisual, film memang tak hanya soal plot, tetapi juga scoring (teknik perekaman dan pengisian suara) serta pengambilan gambar alias sinematografi. Setelah coba cari tahu, rekomendasi kata kunci lain akan mengikuti dan itu otomatis terus memperkaya wawasanmu soal pembuatan film. Kamu bakal sadar betapa luas dan inovatifnya proses pembuatan film bila tak terhalang tembok bernama Hollywood.
4. Layanan streaming alternatif bisa perluas khazanah perfilman
Cara terakhir dan mungkin paling praktis adalah dengan mencoba layanan streaming film alternatif. Bukan berarti layanan over-the-top (OTT) mainstream gak punya koleksi film indie dan karya sinematik sutradara auteur, tetapi cara mereka menata rekomendasinya yang bikin kamu kesulitan menemukan film-film alternatif itu. Secara strategis, mereka cenderung meletakkan film-film yang sedang naik daun, baru dapat penghargaan, atau rilisan mereka sendiri di laman depan.
Buat kamu yang masih awam dan belum tahu nama-nama film incaran, kamu akan otomatis mengandalkan laman utama tersebut untuk dapat rekomendasi tontonan. Di sinilah peran layanan OTT alternatif berada. Biasanya, mereka mengelompokkan koleksi sinema berdasar nama sutradara, festival di mana film tersebut tayang perdana, bahkan era perilisan. Penataan ini jelas sebuah terobosan yang bakal mengubah hidupmu.
5. Cari film berdasar negara asal
Trik praktis lainnya adalah mencari film berdasar negara latarnya. Intinya batas geografi adalah caramu menjelajah film-film baru di luar Indonesia dan Hollywood. Apalagi ada spesifikasi genre tertentu yang melekat pada industri film sebuah negara. Iran dikenal sebagai gudangnya genre psikodrama, Prancis dan Belgia dikenal lewat drama realisnya, hingga Korea Selatan yang inovasi plotnya yang aduhai.
Industri film Georgia juga sedang naik-naiknya beberapa tahun belakangan, Turki mulai menyaingi Iran, dan Meksiko kini jadi basisnya film-film getir. Masih banyak tempat lain yang bisa kamu jelajahi, tinggal buka peta dan ketik di mesin pencarian film terbaik apa yang datang dari negara itu. Sekali coba, kamu bakal ketagihan mencari film-film baru dari berbagai penjuru dunia, seberagam dan sedekat itu isunya dengan negeri sendiri.
Ternyata gak susah kok buat keluar dari zona nyaman. Dengan mesin pencarian, kamu sudah bisa dapat ratusan rekomendasi film yang tak melulu mengikuti tren. Silakan temukan selera filmmu sendiri.