Salju adalah hal yang identik dengan musim dingin. Di negara-negara yang memiliki empat musim, turunnya salju merupakan pertanda untuk bersiap dengan serangan hawa dingin yang menusuk tulang.
Namun, ternyata salju sendiri bisa berubah menjadi tempat yang hangat pada saat-saat tertentu. Bagaimana bisa demikian? Yuk, simak fakta-fakta menarik tentang salju di bawah ini.
BBC Earth melaporkan, kepingan salju selalu terbentuk dari satu partikel tunggal, bisa titik debu atau serbuk sari. Asal materi tersebut hanya dapat dilihat dengan lensa mikroskop berkekuatan tinggi.
Oleh sebab itu, salju sangat berbeda dengan sleet (hujan salju bercampur es) atau hail (hujan es). Sleet sendiri terbentuk dari titik hujan yang membeku, sedangkan hail merupakan tetesan sleet yang membawa air ketika turun.
Keping salju atau snowflake memiliki ukuran yang bervariasi. Dilansir National Snow and Ice Data Center, mayoritas keping salju berukuran kurang dari 1,3 sentimeter.
Namun, pada kondisi tertentu di mana angin berhembus lebih kencang di daerah dengan suhu mendekati beku dan kondisi atmosfer tidak menentu, ukuran dan bentuk keping salju bisa berubah hingga mendekati 5 sentimeter.
Sebenarnya, salju tidak berwarna putih sebagaimana yang terlihat oleh mata. Dilansir Reader’s Digest, salju tidaklah berwarna alias bening karena kepingan salju terbuat dari kristal-kristal es.
Ketika cahaya melewati kepingan salju yang bening, cahaya akan dibelokkan dan saling berbenturan. Seluruh spektrum cahaya yang ada akan dipantulkan kembali ke mata kita, sehingga memberi kesan bahwa salju berwarna putih.
https://www.readersdigest.ca/culture/facts-about-snow/
Salju adalah hal yang sangat identik dengan musim dingin. Turunnya bulir-bulir salju seringkali disertai hembusan angin yang dinginnya menusuk tulang. Namun, salju sebenarnya bisa membantu menghangatkan tubuh.
Dilansir BBC Earth, salju terdiri dari 90-95 persen udara yang terperangkap. Hal ini bisa membuktikan bahwa salju merupakan insulator yang baik. Oleh sebab itu, banyak hewan menggali lubang dalam salju untuk hibernasi karena di sana terasa hangat.
Tidak hanya itu, sifat salju sebagai insulator juga dibuktikan dengan adanya iglo. Meskipun terbuat dari salju, tapi dengan bantuan panas tubuh dari orang yang tinggal di dalamnya, iglo menjadi hunian yang sangat hangat di tengah salju yang dingin.
Rupanya kejadian badai salju tidak hanya ditemukan di permukaan planet Bumi. Planet tetangga kita, Mars, juga mengalami badai salju yang hebat.
Dilansir BBC Earth, ketika musim panas di bagian utara Mars, bisa tiba-tiba terjadi badai salju dahsyat. Hal ini mungkin terjadi karena sebenarnya di Mars juga terdapat awan dan lapisan es di bawah permukaan planet.
Tidak hanya manusia, hewan pun bisa sangat menikmati peristiwa turunnya salju. Mereka bersemangat untuk menunggu “perang bola salju”, seperti yang dilakukan oleh para monyet Jepang.
Monyet Jepang (Macaca fuscata) atau juga dikenal sebagai snow monkey adalah primata yang gemar bermain salju. Dilansir BBC Earth, monyet-monyet tersebut memiliki perilaku untuk membuat dan bermain bola salju. Mereka bahkan bisa saling melempar bola salju tersebut untuk mendapat kesenangan.
Salju bukanlah hal yang bisa dirasakan langsung oleh kita yang tinggal di negara tropis. Namun, membekali diri dengan pengetahuan tentang salju akan membuat kita lebih siap jika suatu hari nanti berkesempatan untuk menikmati salju di negara empat musim.