novel-novel karangan Sally Rooney (instagram.com/turnthesepages)
Sally Rooney dikabarkan menolak kerjasama dengan sebuah penerbit asal Israel, Modan untuk menerbitkan novel terbarunya dalam bahasa Ibrani. Keputusan tersebut dikonfirmasinya sebagai bentuk kritiknya pada kebijakan apartheid Israel pada penduduk Palestina. Gerakan akar rumput ini dikenal dengan istilah Boycott, Divestment, and Sanction (BDS).
Dilansir dari Independent, Rooney menambahkan bahwa ia masih terbuka menjual hak translasi bahasa Ibrani untuk novelnya selama ia bisa menemukan penerbit yang bersedia menyetujui dan mengaplikasikan nilai-nilai yang diusung BDS.
Sontak, Rooney dihujam banyak kritik yang melabelinya anti-Semit atau bahkan bermuka dua mengingat gerakan semacam ini hanya menyasar Israel tanpa memandang negara lain yang punya kasus serupa seperti Tiongkok misalnya. Dengan keputusan ini, Rooney menjadi segelintir public figure Barat yang berani bersuara atas Palestina. Tak sedikit yang memuji dan berterima kasih pada Rooney atas keberaniannya.
Muda, berbakat, sukses dan berani menyuarakan apa yang ia percayai lewat platform yang dipunya. Bagaimana menurutmu?