Pada paruh pertama abad ke-17, Kardinal Richelieu (foto di atas)—atas nama Louis XIII—mengubah Bastille menjadi penjara resmi Prancis. Pada saat itu, sebagian besar tahanan di sana adalah para bangsawan yang telah melakukan pengkhianatan, spionase, atau pelanggaran lain terhadap raja. Obrolan mengenai Bastille adalah hal yang tabu pada saat itu
Meski begitu, beberapa catatan kontemporer tentang Bastille tidak pernah menyebutkan ruang penyiksaan atau ruang eksekusi di dalamnya. Seorang narapidana bahkan mencatat: "Terkadang seorang narapidana meninggal di Bastille. Meski dirahasiakan, hal ini sangat jarang tejadi."
Sebelum Revolusi Prancis, Raja Louis XVI melarang penyiksaan—bersamaan dengan penggunaan sel—di Bastille. Ketika Bastille diserbu, kaum revolusioner tidak menemukan alat penyiksaan, kerangka, atau bahkan tahanan yang sedang dirantai di sana. Fakta lain yang lebih mengejutkan adalah bahwa kehidupan para tahanan di Bastille cukup terjamin.
Bahkan, narapidana yang miskin pun hidup dengan nyaman di Bastille. Selain memberi pakaian dan makanan, raja juga akan memberikan uang pensiun kepada mereka. Di sana, para tahanan bisa menyantap makanan kelas atas serta menikmati wine, brendi, bir, kopi, gula, dan tembakau.
Catatan dari Marquis de Sade menunjukkan kalau pada tahun 1789 ia disajikan krim cokelat, ayam yang berisi kastanye, ayam dara dengan truffle, dan makanan lezat lainnya.