syauqiridha.blogspot/syauqiridha
Beliau merupakan salah satu dari sedikit perempuan yang merupakan penyumbang strategi yang ulung saat peperangan melawan penjajah Belanda. Jiwa petarungnya yang sangat kuat akhirnya membawanya pada tiga kisah cinta yang tragis.
Suami pertamanya menyerah dan cenderung bersikap bersahabat terhadap Belanda, sedangkan Cut Meutia sebaliknya, pantang menyerah dan kalah terhadap musuh. Pernikahan atas perjodohan kedua orang tuanya itupun tak bertahan lama karena perbedaan visi misi.
Pernikahan keduanya dengan Teuku Chik Tunong juga harus berakhir tragis. Keduanya benar-benar saling jatuh hati, serta sama-sama memiliki jiwa petarung yang kuat dalam melawan penjajahan. Hingga pada akhirnya Teuku Chik Tunong ditangkap dan mendapat hukuman mati oleh Belanda saat Cut Meutia dalam keadaan hamil tua. Sebelum di eksekusi mati, Teuku Tunong memberikan wasiat kepada Cut Meutia agar melanjutkan jihadnya dalam peperangan dan mau menikah dengan karibnya sendiri, Pang Nanggroe. Atas dasar kesetiaannya terhadap suami, Cut Meutia menerima dan akhirnya menikah dengan Pang Nanggroe. Keduanya kembali berperang melawan penjajahan hingga ajal menjemput.