Argumen dari otoritas, atau argumentum ad verecundiam, adalah salah satu sesat pikir di mana seseorang menggunakan pendapat sebuah otoritas tentang suatu hal sebagai bukti untuk mendukung argumen miliknya.
Salah satu contohnya mungkin perdebatan hebat tentang bagaimana cara mengucapkan "GIF." Sejak GIF eksis, orang-orang di internet berdebat apakah pengucapannya dengan G yang keras seperti "good" atau G yang lembut seperti "heathen."
Namun pada tahun 2013, argumen itu secara resmi dinyatakan berakhir. Pencipta GIF, Steve Wilhite, langsung turun tangan sendiri dan menulis ke laman New York Times, mengumumkan bahwa setiap orang yang mengucapkan GIF dengan G keras selama ini telah salah. "Penggunaan G dalam GIF adalah 'G' yang lembut dan diucapkan 'jif'," ucapnya.
Perdebatan ini nampaknya sudah berakhir, sampai kita tahu kalau ternyata Wilhite telah jatuh ke dalam salah satu sesat pikit tertua, argumen dari otoritas. Walau nyatanya, pihak otoritas sendiri tidak setuju dengan pernyataannya.
Miriam-Webster, misalnya, yang menerima pelafalan GIF dengan huruf G keras. Memang, huruf "G" yang diikuti oleh "I" biasanya menjadi "lunak," tetapi G dalam "GIF" adalah singkatan dari "graphics," sehingga ada argumen yang valid di kedua sisi. Jadi, kalian bisa mengucapkan GIF sesuka kalian.