Setelah kejatuhan raja Bali terakhir di hadapan tentara kolonial Belanda tahun 1908 pariwisata nusantara mengawali langkahnya. Beberapa perwakilan berbagai bank, perusahaan asuransi perkeretaapian serta KPM, sebuah maskapai pelayaran kerajaan yang memonopoli jalur-jalur pelayaran antar pulau, mendirikan suatu asosiasi di Batavia yang mengatur lalu lintas pariwisata di Hindia Belanda, bernama Vereeniging Toeristenverkeer in Netherlandsch Indie (VTV).
Pada tahun itu juga VTV sebagai asosiasi yang disubsidi oleh pemerintah kolonial membuka Official Tourist Bureau yang bertugas merintis kerjasama dengan para biro perjalanan terbesar pada jaman itu dan membuka kantor perwakilan di Pulau Jawa dan luar negeri.
Walaupun pada awalnya ruang gerak biro pariwisata hanya terbatas di Pulau Jawa, sejak 1914 telah berkembang hingga ke Bali. Para wisatawan mulai berdatangan di Bali secara khusus pada 1924 setelah KPM memprakarsai pelayaran mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya hingga ke Buleleng.
Wisatawan-wisatawan pertama yang tiba di Bali dari Amerika Utara atau Eropa menganggap bahwa Bali merupakan pulau Pasifik terakhir atau ujung dari benua Asia karena perjalanannya menyebrangi Samudra Pasifik, menyusuri pantai-pantai Asia sesuai dengan rutenya.
Kebanyakan pengunjung tinggal selama 3 hari, pada jumat pagi dan pulang pada minggu Malam. Kegiatan-kegiatan yang dianjurkan dilakukan oleh wisatawan di Bali dapat ditemukan dalam penerbitan-penerbitan Official Tourist Bureau.
Para pengunjung menyewa mobil dan pemandu wiasata melalui bantuan Biro Pariwisata, menyusuri jalanan pantai menuju Bubunan di Barat, kemudian ke pesanggrahan Munduk, melanjutkan kunjungan daerah sekitar dengan berkuda ke Danau Tabanan dan menginap di Bali Hotel.
Pada hari sabtu pengunjung dapat memilih kunjungan ke Museum Bali atau melihat Goa Gajah sebelum perjalanan berlanjut ke Tampaksiring, ke Pejeng melihat 'bulan' di 'makam-makam kerajaan' serta di mata air suci tirta empul kemudian ke Gianyar dan Klungkung untuk melihat tempat pengadilan serta ke Kusamba untuk melihat gua kelelawar sebelum kembali ke Denpasar.
Pada hari Minggu, para wisatawan mengunjungi Pura Kehen di Bali, kemudian ke Penelokan melihat pemandangan kaldera Gunung Batur, makan siang di pesanggrahan Kintamani, kembali ke Singaraja untuk melihat pura-pura Kubutambahan dan Sangsit dan berakhir sore hari menaiki kapal di Pelabuhan Buleleng.