5 Fakta Bantal Guling, Dulunya Pengganti Teman Tidur Para Kompeni

Bagi masyarakat Indonesia, bantal guling bukanlah benda asing dan biasa digunakan sebagai benda untuk menunjang kenyamanan saat tidur. Bahkan, terdapat sebagian orang yang tidak bisa tidur jika tak ada bantal yang satu ini.
Dibalik fungsinya yang saat ini digunakan sebagai pelengkap kenyamanan tidur, pada zaman penjajahan Belanda, bantal yang memiliki bentuk lonjong ini digunakan sebagai pengganti "teman tidur" para kompeni, lho. Yuk, kita simak ulasan fakta tentang bantal yang satu ini!
1. Dikenal dengan istilah "Dutch Wife"
Bantal guling telah hadir pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Kala itu, bantal guling dikenal dengan istilah dutch wife, yang secara harfiah memiliki arti "istri Belanda".
Penyebutan bantal guling sebagai dutch wife didasari oleh fungsinya pada saat itu. Bantal guling digunakan sebagai "pengganti" sosok istri yang dapat dipeluk oleh para tentara Belanda.
2. Bantal guling sebagai pengganti pasangan
Penggunaan bantal guling tercetus ketika para tentara Belanda datang ke Indonesia tanpa membawa pasangan. Karena tak ada pasangan untuk memenuhi kebutuhan biologis, para tentara akhirnya memilih untuk memiliki perempuan simpanan atau menyewa pekerja seks komersial.
Meskipun demikian, ada sebagian tentara yang tak mau menghabiskan uang untuk memiliki perempuan simpanan atau menyewa pekerja seks komersial demi bisa menyalurkan hasrat seksual mereka. Karenanya, tercetuslah sebuah ide untuk menggunakan bantal guling sebagai benda yang dapat menggantikan sosok pasangan untuk menyalurkan fantasi. Bantal guling kemudian dikenal dengan nama dutch wife.
Sebutan dutch wife diprakarsai oleh Letnan Gubernur Jendral Inggris, yaitu Thomas Stanford Raffles ketika kedudukan Belanda digantikan oleh Inggris. Namun, sebutan dutch wife seringkali digunakan sebagai ejekan dari para tentara Inggris yang tidak menyukai Belanda. Karena hal tersebut, berdasarkan Encyclopedia of World and Phrase Origins yang ditulis oleh Robert Hendrickson, orang-orang Belanda merasa tersinggung selama tiga abad hingga pada tahun 1934, pemerintah Belanda memutuskan untuk membuang kata "Dutch" dan menggantinya dengan "Netherlands" ketika menyebut nama negara mereka.
3. Bantal guling sebagai identitas bangsa Indonesia
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyebutkan bantal guling sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia, lho. Dalam buku berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (1965) yang ditulis oleh Cindy Adam, Ir. Soekarno menyebut bahwa Indonesia merupakan bangsa yang hidup dalam getaran perasaan.
"Manusia Indonesia hidup dengan getaran perasaan. Kamilah satu‐satunya bangsa di dunia yang mempunyai sejenis bantal yang dipergunakan sekedar untuk dirangkul. Di setiap tempat-tidur orang Indonesia terdapat sebuah bantal sebagai kalang hulu dan sebuah lagi bantal kecil berbentuk bulat-panjang yang dinamai guling. Guling ini bagi kami gunanya hanya untuk dirangkul sepanjang malam".
4. Bantal guling di luar negeri
Bantal guling lahir dari kebudayaan Indisch pada pertengahan abad ke-18 dan ke-19. Kata "Indisch" atau "Indische" berasal dari kata "Indischgast" yang berarti orang Belanda yang dulu tinggal lama di Indonesia.
Kebudayaan Indisch sendiri adalah kebudayaan yang berasal dari penggambungan budaya Indonesia, Eropa, dan sedikit kebudayaan dari China peranakan. Pada masa itu, bantal guling hanya digunakan oleh orang-orang dari kalangan atas.
Walaupun dipopulerkan pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, nyatanya bantal guling juga digunakan di beberapa negara. Di China, bantal guling disebut dengan zhufuren dan di Korea disebut dengan jukbuin, sedangkan di Jepang disebut dengan chikufujin. Jika guling di Indonesia identiknya terbuat dari kapuk, berbeda dengan zhufuren, jukbuin, dan chikufujin yang terbuat dari bambu panjang yang memiliki rongga-rongga dan dipercaya dapat memperlancar aliran darah dan dapat menyerap keringat di kaki.
5. Manfaat penggunaan bantal guling
Bantal yang dalam bahasa Inggris disebut bolster pillow ini ternyata memiliki banyak manfaat, lho. Dilansir dari situs Sunday Citizen, bantal guling memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan di antaranya, untuk mendukung tulang belakang agar tetap nyaman, menahan tubuh untuk memperbaiki postur tubuh, mengurangi sakit perut dan masalah pencernaan, dan dapat memberikan relaksasi pada ibu hamil.
Selain manfaat bagi kesehatan, bantal guling juga dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap dekorasi rumah. Saat ini, telah tersedia berbagai jenis bantal guling dengan beragam ukuran serta desain yang menarik. Hal ini tentunya bisa menambah keestetikaan dekorasi rumah.
Terlepas dari fungsinya yang dulu digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis para kompeni, kini bantal guling telah menjadi "teman tidur" yang umum bagi orang Indonesia. Kalau kamu, bisa tidur tanpa bantal guling gak, nih?