Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Burj Khalifa (posters.cz)

Burj Khalifa merupakan gedung pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pada tahun 2010. Ketinggian gedung ini mencapai 828 meter atau 2.717 kaki. Menurut Neil Degrasse Tyson, seorang astrofisika terkenal yang bekerja di Hayden Planetarium mengatakan bahwa selama bulan Ramadan, waktu berpuasa untuk umat Islam berakhir saat matahari terbenam. Hal ini mengungkap fakta menarik tentang pengaruh ketinggian pada waktu berpuasa.

Dubai dikenal dengan waktu buka puasa yang dibagi ke dalam tiga zona berbeda. Semakin tinggi lantai, maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berbuka puasa. Keunikan ini membuat Burj Khalifa menarik untuk dikunjungi. Ramadan di sini memberikan sensasi berbeda yang patut kamu coba.

Apa saja sih keunikan Ramadan di Burj Khalifa? Berikut fakta menarik yang harus kamu ketahui.

1. Ketinggian lantai mempengaruhi waktu berbuka

Ilustrasi Burj Khalifa (Pixabay.com/dniyer)

Neil DeGrasse Tyson mengungkapkan tentang Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia. "Matahari terbenam 4 menit lebih lama di lantai atas daripada lantai bawah. Penghuni lantai tertinggi melihat melalui cakrawala di permukaan tanah, lebih jauh disepanjang kelengkungan bumi." tulisnya di Twitter. Hal ini membenarkan kenyataan bahwa Burj Khalifa memiliki waktu berbuka puasa di tiga zona berbeda.

Zona pertama pada ketinggian lantai dasar hingga lantai 80 menggunakan waktu normal yang berlaku di Dubai. Zona kedua dengan ketinggian antara lantai 81 hingga lantai 150 merasakan waktu dua menit lebih lama saat berbuka.

Sedangkan zona ketiga dengan ketinggian di lantai 151 hingga ke atas berpuasa 3 menit lebih lama dari lantai bawah. Jika kamu mengunjungi Dubai, kamu harus mencoba berpuasa di Burj Khalifa.

2. Waktu sahur semakin cepat

Editorial Team

Tonton lebih seru di