Keraton Jogjakarta selalu mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya. Perayaan ini dikenal dengan sebutan "Grebeg Maulud". Adapun istilah grebeg ini berasal dari bahasa jawa yaitu 'Gembrebeg' yang memiliki arti keriuhan atau keramaian yang disebabkan pembagian makanan oleh sang raja.
Perayaan ini sendiri merupakan arak-arakan yang dilakukan oleh para prajurit keraton dengan membawa "gunungan" yaitu tumpukan makanan berupa hasil perkebunan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta makanan tradisional. Parade ini merupakan perayaan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Yogyakarta. Biasanya mereka akan memadati jalan-jalan di pusat keramaian seperti pasar untuk berburu makanan yang dibagikan.
Adapun perayaan grebeg maulud ini pada dasarnya berasal dari tradisi Kerajaan Demak yang mengadakan pertunjukan wayang dan gamelan dengan menyisipkan ajaran-ajaran agama Islam di dalamnya. Biasanya setelah acara pertunjukan tersebut mereka akan makan bersama-sama. Itulah mengapa tradisi membagi-bagikan makanan masih terus dilaksanakan sampai sekarang.