Oasis (instagram.com/liamgallagher)
Untuk menyingkap keberpihakan Oasis terhadap Manchester City, erat kaitannya dengan kondisi geografis dan demografi Manchester. Bila merujuk pada nama dan testimoni dua pentolan band Oasis, Noel dan Liam Gallagher, keduanya adalah keturunan kesekian pekerja migran Irlandia yang datang ke Inggris untuk mengisi pos-pos pekerjaan kerah biru. Begitu pula dengan Johnny Marr dan Steven Morrissey.
Keempatnya tak pernah menutupi identitas "ganda" itu. Morrissey pernah merilis lagu "Irish Blood, English Heart" yang membicarakan latar belakangnya yang unik itu. Album debut Oasis, Definitely Maybe (1994) juga diklaim Noel Gallagher sebagai album yang terinspirasi sikap pemberontak khas orang Irlandia.
Seiring berjalannya waktu, imigran Irlandia ini jadi bagian integral dari kota Manchester, terutama kelas pekerja. Dewan Kota Manchester di situs resminya pun menyebut kalau orang Irlandia adalah komunitas imigran tertua dan terbesar di kota itu sejak 1851. Tak heran bila riset Harkin dan Bairner pada 2010 berjudul 'Sky Blue and Green: Manchester City and the Manchester' dalam jurnal Irish Soccer & Society, menemukan bahwa orang-orang keturunan Irlandia ini mengisi komposisi suporter Manchester City. Argumen mereka yang menjelaskan fenomena ini adalah teori bahwa olahraga bisa jadi cara untuk dapat penerimaan dari masyarakat lokal Inggris yang awalnya masih diskriminatif terhadap mereka.
Lantas, mengapa City dan bukan United? Masih merujuk riset yang sama, alasan utama mayoritas warlok memihak Manchester City adalah fakta bahwa hanya klub itu yang benar-benar berlokasi di kota Manchester. Manchester United di sisi lain berada di Salford, wilayah pinggiran kota Manchester yang masih bagian dari county Greater Manchester. Identitas lokal Mancunian (Manchester) itulah nyawa utama dari fandom Manchester City. Apalagi dibanding Manchester United, globalisasi dan transformasi mereka dari klub kelas pekerja jadi klub kaya raya lewat investor asing pun berjalan lebih lambat.