Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sutradara Pangku dalam Konferensi Pers Film Pangku pada Senin (8/9/2025)
Sutradara Pangku dalam Konferensi Pers Film Pangku pada Senin (8/9/2025) (dok. IDN Times/Restri Bunga Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Film Pangku (2025), yang menandai debut Reza Rahadian sebagai sutradara, telah meraih beberapa prestasi bahkan sebelum tayang perdana di bioskop. Film ini direncanakan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Pada Senin (8/9/2025) siang, jajaran sutradara dan pemain film Pangku menggelar konferensi pers di XXI Lippo Mall Kemang.

Acara ini jadi ajang pengenalan para karakter dan pemain dari film Pangku (2025). Selain itu, Reza dan rekan-rekan juga mengungkap berbagai kejadian di balik proses pembuatan Pangku (2025). Simak fakta selengkapnya.

1. Film Pangku diangkat dari budaya kopi pangku Pantura

Produser Pangku dalam Konferensi Pers Film Pangku pada Senin (8/9/2025) (dok. IDN Times/Restri Bunga Fadhilah)

Dilihat dari poster yang ditampilkan sebelum acara, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menjadi salah satu pihak yang mendukung produksi film ini. Rupanya ada alasan intrinsik, mengapa film ini didukung Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Ternyata, film Pangku (2025) terinspirasi dari fenomena kopi pangku di Pantura (Pantai Utara). Kopi pangku adalah istilah bagi warung-warung yang tidak hanya menjual kopi, tetapi juga layanan para perempuan yang menemani pembeli ngobrol, sambil duduk di pangkuannya. Budaya Pantura dan kopi pangku adalah latar dari film ini.

2. Film Pangku sudah syuting dari tahun lalu

Konferensi Pers Film Pangku pada Senin (8/9/2025) (dok. IDN Times/Restri Bunga Fadhilah)

Film Pangku (2025) telah melalui berbagai proses sebelum akhirnya bisa ditayangkan kepada publik. Produser Arya Ibrahim dan Gita Fara, beserta sutradara Reza Rahadian nge-spill bahwa mereka telah melakukan riset untuk film ini sejak Februari 2024. Bahkan, salah satu penulis skenario mereka, Felix K. Nesi, juga menetap sebentar di Pantura.

Draft pertama film ini selesai di bulan Juni 2024. Mereka pun mulai syuting di bulan November 2024. Penulisan skenario disertai riset itu, Reza maksudkan agar bisa menyampaikan nuansa perjuangan orang-orang kaum marginal di luar sana.

‎"Yang ingin saya katakan sejujur-jujurnya, setulus-tulusnya adalah bahwa tiap manusia punya cerita yang tidak mungkin tidak penting, kalau perjuangan seorang ibu punya nilai yang gak mungkin bisa kita bayar sampai kapan pun, dan tiap-tiap orang tidak selalu dihadapkan oleh pilihan yang bisa memilih," jelas Reza Rahadian.

"Ada banyak orang-orang di luar sana yang hari ini dan stay relevant sampai hari ini yang mungkin satu hal itu yang bisa dia lakukan dan mau tidak mau untuk survive itu yang harus dia lakukan," lanjutnya.

3. Menerapkan mekanisme syuting yang unik

Produser Pangku dalam Konferensi Pers Film Pangku pada Senin (8/9/2025) (dok. IDN Times/Restri Bunga Fadhilah)

Di kesempatan yang sama, Reza Rahadian mengungkap bahwa mereka memiliki mekanisme sendiri untuk memahami para pemain. Contohnya reading 1 on 1 antara sutradara dengan salah satu pemain, reading per grup, hingga reading antar pemain, misal Claresta dan Fedi. Selain itu, waktu syuting mereka pun berlangsung selama 16 hari dengan durasi syuting maksimal 12 jam per harinya.

Dedikasi dari para sineas yang terlibat membuat film Pangku (2025) meraih berbagai prestasi, bahkan sebelum tayang perdana di Indonesia. Beberapa penghargaannya antara lain, meraih White Light Post-Production Award di JAFF Future Project (JFP) 2024 hingga lolos dari Hong Kong - Asia Film Financing Forum ke-23 untuk lanjut presentasi ke Cannes Film Market, Cannes Film Festival 2025. 

Selain itu, baru-baru ini film Pangku (2025) dalam persiapan menuju Busan International Film Festivals (BIFF) 2025 dengan judul internasional On Your Lap. Mereka akan melakukan global screening di sana dan akan berkompetisi dalam program Vision di BIFF 2025.

Editorial Team