Jam kantor yang sudah ditetapkan biasanya mulai dari pagi sampai sore. Ada yang dimulai dari jam 7 atau 8, tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan.
Tetapi jika diperhatikan, tidak semua karyawan langsung bekerja saat jam masuk dimulai. Ada banyak macam tingkah polah karyawan saat pagi hari, dari yang langsung 'on' bekerja sampai yang menunda-nunda. Berikut enam contohnya.
Karyawan tipe ini langsung menghidupkan komputer, login, dan memeriksa inbox emailnya. Ia tak ingin memulai hari tanpa memastikan bahwa semua email yang masuk sudah terbaca olehnya.
Jika kamu tergolong karyawan seperti ini dan selalu banyak email yang masuk dalam email kamu, bacalah sepintas email masuk dan utamakan membaca yang sekiranya urgen dan memerlukan penanganan segera.
Untuk email yang terlanjur kamu baca dan tidak terlalu urgen, catat inti masalahnya dalam list to do atau kamu bisa mengubah tanda di kotak masuk sebagai email belum terbaca agar tugas tersebut tak terlewatkan olehmu dan jangan biarkan dirimu tergoda untuk membuka aplikasi-aplikasi lain di komputer kamu seperti media sosial dan lain-lain. Tanpa terasa itu akan menghabiskan waktumu yang berharga.
Ada juga karyawan yang memerlukan kopi sebagai mood booster di pagi hari. Kalau karyawan tipe ini pagi-pagi hilang, kamu bisa menemukannya di pantry. \
Jika kamu sendiri tipe yang suka minum kopi di pagi hari, lebih baik jika kamu meminumnya di rumah sebelum berangkat bekerja. Hal ini agar ketika tiba di kantor, kamu sudah siap bekerja baik secara fisik maupun mindset kamu.
Kalau pun terpaksa sekali kamu harus minum kopi di kantor, lakukan seperlunya dan tak berlama-lama di pantry. Hindari godaan untuk menggosip atau pun menanggapi pancingan gosip yang biasanya ada di pantry kantor.
Ada juga karyawan yang memulai paginya dengan sarapan di kantor. Apakah kamu termasuk tipe ini? Sebaiknya kamu sarapan dengan menu yang tidak berat dan tidak perlu waktu lama untuk menghabiskannya.
Sebagaimana minum kopi, sebenarnya lebih baik jika kamu sarapan di rumah dan setiba di kantor, kamu sudah siap bekerja.
Ada juga lho karyawan yang kalau pagi-pagi sudah melempar bahan obrolan dan lanjut mengajak rekan-rekan kerjanya ngerumpi. Ini tentu bukanlah suatu kebiasaan yang baik. Keasikan ngobrol bisa membuat orang lupa waktu dan beberapa tugas yang mestinya bisa diselesaikan pun menjadi tertunda.
Jika kamu mempunyai rekan kerja yang suka mengajak ngobrol pagi-pagi, jangan terlalu menanggapinya. Tetaplah bersikap sopan namun tunjukkan bahwa kamu sedang ada pekerjaan. Kalau dia peka, dia akan berhenti sendiri.
Dan kalau kamu sendiri yang hobi ngobrol saat baru sampai di kantor, cobalah untuk mengubah kebiasaan ini perlahan-lahan. Kamu bisa menyimpan bahan pembicaraan untuk jam istirahat nanti.
Kamu bisa menemukan tipe karyawan seperti ini di toilet pada pagi hari. Biasanya dari rumah wajahnya masih polos dan pakaiannya belum rapi, entah karena tidak sempat atau karena ada alasan lain.
Jika kamu seringkali berdandan pagi hari di kantor, mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk melakukannya di rumah. Bukankah sepanjang perjalanan kamu bertemu banyak orang?
Jika penampilan kamu kusut dan tidak rapi, kamu bukan saja tidak enak dipandang namun juga berisiko membuat turun citra perusahaan kamu. Apalagi jika kamu berseragam yang jelas-jelas menunjukkan identitas kamu sebagai karyawan suatu perusahaan.
Bukan berarti kamu harus dandan habis-habisan. Tetapi setidaknya kamu tampil rapi, bersih dan mengesankan profesionalisme serta siap bekerja. Bagaimana pun ada kewajiban moral kamu terhadap perusahaan untuk menjaga nama baiknya, termasuk dalam soal penampilan kamu.
Nah, sebenarnya inilah yang perlu kamu biasakan. Perhatikan rekan kerja kamu yang mempunyai catatan tentang tugas-tugas harian, biasanya ia jarang mengalami kesulitan karena tugas yang menumpuk dan mendekati deadline secara bersamaan. Kamu bisa belajar darinya bagaimana agar pagi kamu di kantor menjadi efektif.
Kebiasaan membuat list to do dapat memberikan arah dan menentukan prioritas tugas mana yang harus kamu kerjakan lebih dahulu. Jangan lupa bahwa komitmen untuk menepati list to do memang perlu niat dan tekad kuat bukan hanya wacana semata.
Nah, kamu tipe yang mana? Pertahankan jika kamu mempunyai kebiasaan baik yang membuatmu produktif. Namun jika belum, kamu selalu bisa mengubah kebiasaan yang kurang baik.
Memang diperlukan kesungguhan dan konsistensi dalam pelaksanaanya. Tetapi jangan lupa juga untuk tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan urusan pribadi termasuk juga masalah hubungan sosial. Mengupayakan work life balance tentunya akan lebih baik dibanding membiarkan diri menjadi workaholic.