Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Meme pajak
Meme pajak (instagram.com/pemiluland)

Lagi-lagi warga +62 harus tarik napas panjang tiap kali baca berita soal pajak. Dari tarif PPN yang naik sampai amplop hajatan yang katanya bisa masuk kategori penghasilan, semuanya bikin dahi berkerut. Netizen pun rame-rame geleng-geleng kepala, bukan karena bingung ngitung pajak, tapi karena heran sama kreativitas pungutan yang makin ke sini makin out of the box.

Daripada stres mikirin pajak yang makin banyak cabangnya, mending hibur diri dulu lewat deretan meme ini. Yuk, scroll ke bawah!

1. Padel baru rame dikit, udah dilirik. Jualan online baru ngerintis, langsung dibabat. Influencer? Belum sempet live, udah diketok pajak

Meme pajak (instagram.com/pemiluland)

2. Kalau bayar pajak jadi kewajiban warga, seharusnya transparansi jadi kewajiban negara. Jangan cuma nuntut, tunjukkin hasilnya!

Meme pajak (instagram.com/pemiluland)

3. Olahraga dipajakin, healing dipajakin, kerja apalagi. Nanti napas juga ditarik pajak gak, sih, biar lengkap?

Meme pajak (instagram.com/yuuniixs_)

4. Udah penghasilan pas-pasan, eh, tetep dipajakin juga. Negara emang adil, semua kebagian beban, mau sultan atau rakyat jelata

Meme pajak (instagram.com/bisnisbestfriend)

5. Gaji UMR, belanja secukupnya, nabung gak seberapa, eh, tetep kena pajak. Negara butuh duit, rakyat yang dicekik

Meme pajak (instagram.com/bisnisbesfriend)

6. Kita bayar pajak, mereka belanja. Kita nabung, mereka tunjangan. Lelah, ya, jadi tukang kayuh

Meme pajak (x.com/Ndrewstjan)

7. Gak semua orang sadar bayar pajak, padahal tiap belanja, tuh, udah otomatis kepotong. Jadi walau gak niat, tetep kena, kok

Meme pajak (instagram.com/indowebster)

8. Gak peduli offline atau online, pokoknya kalau ada duit muter, pemerintah udah siap narik jatah

Meme pajak (instagram.com/pemiluland)

Intinya, sih, soal pajak ini memang gak bisa dianggap enteng, tapi juga gak harus selalu bikin dahi berkerut. Selama aturan jelas, transparan, dan pelaksanaannya adil, masyarakat juga lebih mudah buat terima. Yang penting, jangan sampai kebijakan malah bikin rakyat tambah bingung, apalagi sampai takut buka amplop hajatan. Pajak itu penting, tapi kepercayaan publik jauh lebih mahal nilainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team