Untukmu yang Selalu Hadir di Pikiranku: Maaf, Tapi Kita Tidak Bisa Seperti Dulu Lagi

Teruntukmu, yang selalu hadir di pagi, siang, sore dan malamku.
Aku tahu kamu sudah ditakdirkan untuk bersamaku sejak pertama kali ku bernapas. Sejak detak jantungku yang paling pertama. Sejak aku mengenal yang namanya kehidupan. Terima kasih karena kamu yang selalu hadir untukku, menguatkanku dan memberiku semangat di saat yang lain menarikku ke bawah. Kamu juga yang selalu mengajarkanku untuk kuat melewati kehidupan ini. Mulai dari hal-hal yang remeh hingga tantangan terbesar yang kulewati ketika ku beranjak dewasa.
Langkah kita selalu seirama. Napas kita sudah menjadi satu. Mimpi dan asa juga kita rajut bersama. Kamu yang selalu menghiasi ponselku. Kamu yang selalu hadir di postingan fotoku. Kamu yang selalu kupikirkan dari pagi hingga malam, bahkan kamu yang masih ada di pikiranku sejenak sebelum ku menutup mata untuk tidur. Tahukah kamu, aku menikmati seluruh kebersamaan kita. Setiap jam. Setiap menit. Setiap detik.
Semuanya terasa indah sampai suatu saat, di suatu titik, aku sadar kita tidak bisa selamanya bersama. Rasanya pedih tapi fakta kehidupan dan keadaan lah yang membuat kita harus berpisah. Aku tahu betapa berat kehilangan sesuatu yang selama ini selalu ada di setiap derap langkah kehidupanku. Namun, sepertinya inilah saat yang tepat untuk mengatakannya padamu.
"Kita tidak bisa seperti dulu lagi."
Waktu terus berputar dan kehidupan juga harus berjalan. Bukannya aku tidak ingin bersamamu, tapi keadaan membuatku harus menjaga jarak darimu. Ingin rasanya ku berteriak pada dunia, ingin rasanya ku marah karena memang keadaan ini tidak adil. Mungkin kamu akan lebih bebas ketika bersama gadis lain, yang selalu ada untukmu siang dan malam. Yang bisa membahagiakanmu selalu, yang bisa saling membutuhkan dan yang bisa saling melengkapi.
Bukannya aku tak mencintaimu. Bukannya aku tak menginginkanmu. Tapi aku tahu, di setiap pagi, siang dan malam aku selalu mengingatmu. Kau akan selalu hadir di kehidupanku, walau aku berusaha melawan godaan itu. Godaan untuk menginginkanmu. Menuruti nafsuku untuk bersamamu. Aku akan selalu membutuhkanmu karena kamu jugalah alasanku untuk bangun setiap pagi. Terima kasih sudah menjadi bagian hidupku (dan selamanya akan jadi bagian hidupku). Aku masih cinta padamu, tapi kini aku harus mundur teratur.
Dariku, gadis yang berusaha diet. Untukmu, rasa lapar yang tak tertahankan.