Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret anak-anak bermain gatrik (instagram.com/ade_sapi_17)
potret anak-anak bermain gatrik (instagram.com/ade_sapi_17)

Intinya sih...

  • Gatrik adalah permainan tradisional populer pada era 1990-an di Banten dan Jawa Barat.
  • Permainan ini mengajarkan kerja sama, kreativitas, dan melatih kekuatan fisik serta ketangkasan.
  • Permainan gatrik terdiri dari dua tim yang bertugas sebagai pemukul dan penangkap.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gatrik merupakan salah satu permainan tradisional yang sempat populer pada era 1990-an. Meski berasal dari Banten dan Jawa Barat, gatrik ternyata sering dimainkan oleh masyarakat di hampir seluruh penjuru Nusantara. Gak hanya bernama gatrik, permainan ini juga sering disebut dengan tak kadal, bentik, atau patil lele di beberapa daerah. Dilakukan secara berkelompok, permainan gatrik mengajarkan kerja sama, kreativitas, melatih kekuatan fisik, dan ketangkasan. 

Bagi yang masih belum tahu dengan gatrik, berikut cara sederhana melakukan permainan ini dari awal hingga akhir. Kegiatan ini mungkin bisa jadi selingan bagi generasi masa kini yang sudah terlalu sering dicekoki gawai. Disimak, yuk!

1. Alat yang digunakan berupa dua buah kayu atau bambu berukuran pendek dan panjang

potret anak-anak bermain gatrik (instagram.com/ade_sapi_17)

Gak harus mahal, permainan gatrik hanya menggunakan 2 buah kayu dari ranting lurus atau bambu dengan ukuran masing-masing 30 cm dan 10 cm. Diameter kayu sebaiknya jangan terlalu besar atau kecil. Ukuran kayu tersebut disesuaikan dengan kepalan tangan agar saat digunakan tidak terlalu membebani para pemain. Kayu yang panjang digunakan untuk memukul, mencongkel, dan melempar kayu yang lebih pendek. 

Selain itu, sediakan juga dua buah batu sebagai penyangga kayu yang pendek, yang kemudian dilempar dengan kayu panjang. Jika tidak ada batu, bisa juga dengan menggali tanah sedikit untuk bisa meletakkan kayu pendek. Adapun, kayu panjang sebagai pencongkel. Semua bahan sederhana dalam permainan gatrik bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus repot-repot mencari atau membeli.

2. Permainan terdiri dari 2 tim yang masing-masing beranggotakan 2 sampai 4 orang (bisa juga lebih)

ilustrasi kelompok bermain (pixabay.com/Henning_W)

Permainan tradisional gatrik biasanya hanya terdiri dari dua tim, yaitu tim pemukul dan tim penangkap. Setiap tim beranggotakan 2 hingga 4 orang (bisa juga lebih tergantung seberapa banyak rekan sepermainan). Penentuan anggota tim bisa berdasarkan kesepakatan bersama, suit, atau hompimpa kalau ingin dapat kawan tim secara acak. 

Tim pemukul atau pemain bertugas melempar kayu pendek dengan kayu panjang dengan jarak tertentu. Sementara, tim penangkap berusaha agar kayu pendek tidak terjatuh di atas tanah saat dilemparkan tim lawan. Tim pemukul kemudian berganti menjadi tim penangkap (dan sebaliknya) kalau permainan gatrik sudah mencapai hitungan tertentu dengan hasil menang atau kalah. 

3. Permainan babak pertama dilakukan dengan melemparkan kayu kecil sejauh mungkin

potret anak-anak bermain gatrik (instagram.com/ade_sapi_17)

Babak pertama permainan gatrik dilakukan dengan cara mencongkel dan melempar kayu pendek (yang berada di atas landasan batu atau cekungan tanah) dengan menggunakan kayu panjang. Kayu pendek yang melambung ke udara harus ditangkap oleh tim lawan agar tidak jatuh di atas tanah. Jika berhasil ditangkap, ada kesempatan anggota lain sebanyak tiga kali dari tim pelempar untuk melempar kembali kayu kecil ke arah lawan. 

Namun, jika kayu kecil lepas dari tangkapan dan menyentuh tanah, permainan akan berlanjut ke babak kedua yang lebih sulit. Selama tim penangkap tidak bisa meraih kayu pendek, tim pelempar akan terus melakukan pelemparan hingga permainan masuk ke sesi selanjutnya. Diperlukan kerja sama tim agar tim penangkap dan pelempar masing-masing bisa memenangkan pertandingan. 

4. Permainan babak kedua dengan cara memukul bambu pendek dengan cara mundur

potret anak-anak bermain gatrik (instagram.com/ade_sapi_17)

Babak kedua permainan gatrik masih didominasi oleh tim pelempar yang bertindak sebagai pemain. Setelah kayu pendek tidak berhasil ditangkap tim lawan, permainan kembali dilanjutkan dengan cara yang lebih sulit. Kayu pendek diletakkan miring di antara batu atau cekungan tanah, kemudian ujungnya dipukul dua kali sampai melambung ke udara. Tim lawan kembali harus menangkap kayu pendek agar tidak terjatuh dan lepas dari tangan.

Jika kayu pendek terjatuh, tim pemukul melanjutkan permainan dengan memukul kembali kayu pendek dengan gerakan mundur. Satu anggota tim pemukul yang gagal memukul kayu kecil di atas tanah digantikan dengan anggota lain hingga peserta habis. Jarak awal kayu pendek sejak dipukul mundur sampai akhir kayu tersebut berada diukur untuk kemudian dijadikan patokan hukuman bagi tim yang kalah. 

5. Hukuman yang wajib dilakukan jika salah satu tim mengalami kekalahan

ilustrasi anak berjalan satu kaki (pixabay.com/ymyphoto)

Tim yang kalah biasanya mendapat hukuman harus menggendong tim lawan yang menang. Jarak menggendong tim lawan juga biasanya dihitung berdasarkan sejauh mana arah pukulan gatrik yang dilakukan berulang secara mundur. Aksi gendong-menggendong ini sering divariasikan dengan gerakan lain sesuai dengan keinginan dan kesepakatan tim yang menang. 

Jika tim yang kalah keberatan dengan hukuman gendong, hukuman bisa diganti dengan yang lain, semisal jalan dengan satu kaki, hukum jewer, atau jalan loncat. Hukuman bagi yang kalah bukan berdasarkan dendam atau emosi, melainkan bentuk sportivitas yang harus ditanamkan sejak dini. Tak heran, meski ada tim yang kalah dan menang, yang dapat hukuman tetap berbahagia karena melakukannya tanpa paksaan.

Banyaknya keseruan yang ditimbulkan dari permainan gatrik mungkin bisa jadi pilihan generasi muda buat aktivitas, selain main HP. Cuma butuh alat sederhana, gatrik sudah bisa dimainkan bersama dengan bahagia. Yuk, main gatrik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎