Gak Terlupakan, 6 Hal Unik Ketika Naik Angkot Jadul Ini Bikin Kangen

Supir sudah hafal benar berapa jumlah penumpang yang mencukupi bangku di dalam angkotnya. Jika belum penuh benar, maka supir biasanya akan duduk anteng di atas kursinya sambil kipas-kipas menunggu calon penumpang.

Ia sama sekali tidak mempedulikan ‘ocehan’ penumpang di belakangnya karena fikirannya hanya terfokus untuk mencari penumpang sebanyak-banyaknya dalam satu kali perjalanan. Sebelum penumpang penuh, angkot tidak akan jalan sebelum benar-benar diomeli penumpangnya.

Ada beberapa angkot yang tidak menggunakan jasa kernet untuk menghemat biaya pengeluaran, namun banyak juga angkot yang memakai kernet. Biasanya, seorang kernet memang memiliki handuk kecil yang disampirkan di selingkaran lehernya untuk mengelap keringat karena kepanasan.

Beuh, aroma dari handuk tersebut memang benar-benar membuat para penumpang merasa berada di negara antah-berantah.

Saat naik angkot, akan selalu saja ada beberapa di antaranya yang mogok di tengah jalan. Entah karena angkot tua atau onderdil mesin yang rusak, angkot biasanya mogok ketika penumpang sedang dikejar waktu. Dan nahasnya, atas permintaan supir, para penumpang biasanya ikut mendorong angkot yang mogok hingga mesin mobil hidup kembali.

Sudah bayar ongkos, duduk desak-desakan, masih harus ditambah dengan dorong mobil. Lah, supir menang banyak dong ya?

Karena angkot tidak akan jalan sebelum benar-benar kursi terisi penuh, maka kemungkinan mendapat angkot kosong di pagi hari merupakan hal yang mustahil. Akibatnya, ketika tidak kebagian bangku sementara masuk sekolah sudah terlambat, tidak ada jalan lain selain masuk angkot meski duduk di pojokan tanpa bangku.

Selain nongkrong di tengah-tengah penumpang, ada sebagiannya lagi yang rela bergelantungan di pintu angkot belakang kernet.

Ada saat angkot penuh hingga berdesak-desakkan, namun ada juga angkot kosong melompong ketika siang hari. Ketika ada satu penumpang yang duduk di bangku angkot sementara ada calon penumpang di depan, sudah bisa dipastikan satu orang itu akan disuruh turun dari angkot karena penumpang keroyokan di depan akan memilih jalur yang berseberangan dengan satu penumpang tadi.

Satu kalimat andalan yang diucapkan oleh supir adalah: “Udah gapapa, gak usah bayar,”. Lah, masa iya angkot jalan baru beberapa meter udah harus bayar, Pir?

Nah, ini nih ‘trik’ ampuh yang biasanya dipakai para pelajar ketika naik angkot jadul. Ketika turun dari angkot dan melakukan pembayaran, mereka biasanya sengaja mengeluarkan uang pecahan besar. Hal ini bukan tanpa maksud karena biasanya supir tidak memiliki kembalian dan pelajar berharap si supir akan membebaskan ongkosnya.

Dan terbukti, trik ini memang selalu berhasil dan banyak dilakukan oleh palajar di zaman dulu. Jangan dicontoh ya, karena ongkos itu memang merupakan kewajiban penumpang dan hak utama bagi supir.

Generasi millennials ada yang pernah nyoba naik angkot belum nih? Seru, lho ternyata!