Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Instagram.com/krissandro_23
Instagram.com/krissandro_23

Selama aksi demo di depan Bawaslu sejak 21 Mei 2019, sempat beredar hoax yang menuduh anggota Brimob bukan WNI asli. Tuduhan ini semata-mata hanya berdasarkan penampilan mata sang petugas yang terlihat sipit.

Provokasi berbau rasisme ini segera diluruskan. Anggota Brimob yang fotonya viral dalam hoax tersebut adalah putra daerah asli Manado bernama Andre Iroth . Yuk tengok 10 faktanya.

1. Beberapa hari terakhir, foto anggota Brimob yang menjaga keamanan Bawaslu viral karena tuduhan bahwa mereka bukan WNI

Facebook.com

2. Hal ini kemudian dikonfirmasi sebagai hoax. Anggota dalam foto tersebut diidentifikasi sebagai Andre K. Iroth

Instagram.com/krissandro_23

3. Andre merupakan putra daerah asli asal Manado, Sulawesi Utara

Instagram.com/krissandro_23

4. Tak seperti tuduhan hoax yang beredar, ia merupakan WNI asli yang telah mengabdi selama 6 tahun di Kepolisian Republik Indonesia

Instagram.com/krissandro_23

5. Pemuda ini merupakan alumni SMA Negeri 2 Tareran

Instagram.com/krissandro_23

6. Ia kemudian menempuh pendidikan di Pusat Pendidikan Korps Brimob Watukosek, Jawa Timur

Instagram.com/krissandro_23

7. Terlepas dari hoax yang sempat memfitnahnya, Andre adalah sosok petugas yang murah senyum

Instagram.com/krissandro_23

8. Ia jadi bukti bahwa mata sipit tidak jadi penentu identitas seseorang

Instagram.com/krissandro_23

9. Malah banyak suku & ras asli tanah air yang memang punya ciri mata sipit. Diskriminasi ras seperti ini harus dienyahkan dalam kehidupan bernegara

Instagram.com/krissandro_23

10. Semangat terus ya Andre K. Iroth dalam bertugas! Semoga bisa terus menjaga keamanan & kesatuan bangsa

Instagram.com/krissandro_23

Itu dia 10 fakta Andre K. Iroth, anggota Brimob asli Manado yang sempat dituduh bukan WNI dalam sebuah hoax. Terbukti bahwa kita harus berhenti menggolongkan orang berdasarkan ciri fisik dan rasnya semata.

Apalagi sebagai negara Bhineka Tunggal Ika dan masyarakat beragama, kita harus merangkul perbedaan dan menjauhi tindakan diskriminasi.

Editorial Team