Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi chat WhatsApp (unsplash.com/christian wiediger)
Ilustrasi chat WhatsApp (unsplash.com/christian wiediger)

Dry Texting menjadi hal yang baru di media sosial. Pasalnya, tak sedikit dari kalangan Gen Z yang melakukan atau mendapatkan Dry Texting. Apakah kamu salah satunya? 

Hmm, sebenarnya Dry Texting itu apa, sih? Berikut adalah arti dan maksud di baliknya. Keep reading!

1. Apa itu Dry Texting?

ilustrasi tidak mau terlibat pada pembicaraan (pexels.com/cottonbro studio)

Istilah Dry Texting lagi populer di kalangan Gen Z. Dry Texting adalah gambaran ketika seseorang yang membalas chat secara singkat. Biasanya, Dry Texting membuat percakapan di kolom chat, menjadi membosankan. 

2. Ciri-ciri Dry Texting

Ilustrasi chat WhatsApp (unsplash.com/christian wiediger)

Seperti apakah orang yang biasanya melakukan Dry Texting? Berikut adalah ciri-cirinya:

  • Membalas chat dengan singkat
  • Menggunakan satu atau dua kata
  • Biasanya menggunakan kata, oh gitu, haha iya
  • Tak menggubris percakapan yang terjadi
  • Tampak tak tertarik dengan isu yang dibahas

3. Pertanda di balik Dry Texting, marah atau cuek?

Ilustrasi orang sedang chatingan di WA (Pexels.com/cottonbro)

Bukan tanpa alasan, ada pula tanda di balik Dry Texting yang harus kamu ketahui. Apakah lawan bicaramu sedang marah atau cuek karena tak tertarik dengan topik yang dibahas?

Ada dua kemungkinan, seseorang yang melakukan Dry Texting bisa jadi memang tak nyaman dengan topik yang dibicara. Sehingga, ia menunjukkan ketidaksukaan dengan melakukan Dry Texting.

Namun, Dry Texting bisa juga menjadi kebiasaan seseorang, yang memang suka membalas chat dengan singkat. Sehingga, ia tak menyadari kalau sedang melakukan Dry Texting. Namun, hal tersebut kadang menjadi kesalahpahaman.

Kalau kamu mendapatkan Dry Texting, lihat dulu orang tersebut apakah memang sering membalas singkat atau tidak. Kalau iya, berarti Dry Texting menjadi kebiasaannya. Jadi, ya, jangan salah paham, ya.

Namun, bila tidak, kamu bisa menanyakan kepada lawan bicaramu, apakah topik yang dibahas membosankan? Tanya saja, daripada salah paham, ya, kan?!

Editorial Team