Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
meme tren viral (instagram.com/rakyat_plus_62)

Tren S Line yang belakangan ramai di TikTok merambah ke nyaris seluruh pengguna media sosial di banyak platform. Gambar garis merah di atas kepala dalam tampilan visual unggahan ini, katanya, menunjukan seberapa suka dia dengan sosok atau benda tertentu. Teori "hitam" lain malah ada yang nyebutin bahwa jumlah garis merah tersebut menunjukkan seberapa banyak dia ngelakuin aktivitas "x" dengan pasangan.

Jangan FOMO, ini dia meme tren S Line yang kayaknya dianggap seru oleh sebagian kalangan netizen. Alih-alih ngikutin tren, sebenarnya dia malah buka aib sendiri.

1. Eh, bukannya fokus sekolah, banyak pelajar yang gak mau jauh-jauh dari colokan listrik biar HP nyala terus

meme tren viral (instagram.com/awshitpostid)

2. Satu garis aja udah dianggap gak baik, gimana dengan banyak garis merah yang malah nunjukin aib sendiri, ya?

meme tren viral (instagram.com/memecomic.id)

3. Omong kosong dengan teori aktivitas "arus bawah", tren garis merah pokoknya harus selalu bareng mi ayam

meme viral (instagram.com/lawakscience)

4. Woah, jumlah garis merahnya udah di luar nalar, sampai auranya udah bikin langsung "panas"

meme tren viral (instagram.com/awshitpostid)

5. Meski terkesan gak penting dan sepele, karet gelang ternyata multifungsi untuk semua kebutuhan

meme tren viral (instagram.com/awshitpostid)

6. Jangan biarin ayam seliweran di jalan raya kalau gak mau ketemu sama oknum ojol yang iseng nyolong

meme tren viral (instagram.com/meme_hasil.eses)

7. Jangankan manusia, si meong aja gak mau ketinggalan ngikutin tren garis merah sama si ayank

meme tren viral (instagram.com/rakyat_plus_62)

8. Heh, apa itu tren S Line? Mendingan belajar biar bisa meraih masa depan dengan cemerlang

meme tren viral (instagram.com/rakyat_plus_62)

Namanya juga tren, S Line bakalan diikutin oleh beberapa pengguna media sosial dengan tujuan tertentu. Kebanyakan emang buat seru-seruan aja, gak nganggep tren tersebut dengan kaitan teori-teori yang seliweran di media sosial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team