Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
thenational.ae

Tao Porchon-Lynch merupakan seorang guru Yoga tertua. Dilansir dari nytimes.comia adalah peyoga berusia 98 tahun dan masih aktif hingga sekarang. Namanya mencuat menjadi headline di beberapa media massa terkemuka, lantaran kelenturan badan yang ia miliki. Padahal umurnya hampir satu abad. Kini, ia menjadi satu dari sekian banyak orang yang tercatat di dalam buku Guinness Book of Record.

Sudah mengenal yoga sejak 1926

themuttonclub.com

Tao mengenal Yoga sejak tahun 1926. Ketika ia sedang berjalan di pantai, ia melihat beberapa pria dewasa sedang melakukan yoga. Tao, yang kala itu berumur 12 tahun, menyukai dan mencintai Yoga. Ternyata, Yoga adalah "passion" yang selama ini dicari olehnya. Ia menekuninya sejak saat itu hingga sekarang. Ia dikenal sebagai "mama yoga".

Masih aktif mengajar 6-8 kelas perminggu

dailymail.co.uk

Tao mengaku jika ia masih mengajar kelas Yoga 6-8 kali selama seminggu. Ia pernah mengalami operasi pinggul selama tiga kali. Namun ia tidak pernah meninggalkan olahraga yang sangat ia cintai tersebut. Ia menyatakan jika Yoga merupakan refleksi dari kehidupan. Di yoga, ia juga bisa dapat menenangkan pikiran dan mengosongkan semua hal-hal buruk yang terjadi.

Membuat buku tentang yoga

Tao membuat sebuah buku yang memuat perjalanan hidupnya sebagai seorang peyoga, dan memberikan rahasia bagaimana dapat mengatur kehidupan hanya dengan melakukan yoga. Buku tersebut berjudul "Dancing Light: The Spiritual Side of Being : Through the Eyes of a Modern Yoga". Tidak hanya sendiri. Ia menciptakan bersama beberapa rekannya.

Ia pernah berkata jika  "If boys can do it, so can I". Kalimat tersebut akan memacunya agar bisa melakukan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya dan juga orang lain

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team