Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Idol I
still cut drama Korea Idol I (instagram.com/channel.ena.d)

Intinya sih...

  • Hujan deras pada hari pembunuhan yang memungkinkan hilangnya jejak pembobolan

  • Alat pembunuhan yang tidak pernah ditemukan

  • Dua fans obsesif yang pernah masuk ke rumah Do Ra Ik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kasus kematian Kang Woo Seong (An Woo Yeon) dalam drakor Idol I menjadi salah satu konflik paling krusial yang mengubah arah hidup Do Ra Ik (Kim Jae Young). Tanpa proses yang benar-benar matang, Do Ra Ik langsung dituduh sebagai pelaku pembunuhan terhadap rekan satu timnya di grup Gold Boys. Tuduhan ini bukan hanya menghancurkan reputasinya sebagai idol, tetapi juga memperparah kondisi mentalnya yang sudah rapuh akibat tekanan industri hiburan.

Kasus ini terasa semakin janggal karena jaksa dan kepolisian terlihat terburu-buru dalam menyimpulkan tersangka. Alih-alih menggali fakta secara menyeluruh, mereka justru mengabaikan sejumlah detail penting yang seharusnya menjadi dasar penyelidikan objektif. Kejanggalan-kejanggalan inilah yang akhirnya membuat pengadilan menolak penahanan Do Ra Ik karena tidak adanya bukti kuat yang mengikat. Berikut empat hal krusial yang diabaikan oleh jaksa dan kepolisian dalam kasus pembunuhan di Idol I.

1. Hujan deras pada hari pembunuhan yang memungkinkan hilangnya jejak pembobolan

still cut drama Korea Idol I (instagram.com/channel.ena.d)

Hari ketika Kang Woo Seong tewas digambarkan sebagai malam dengan hujan deras yang berlangsung cukup lama. Kondisi cuaca ekstrem ini seharusnya menjadi faktor penting dalam analisis tempat kejadian perkara. Hujan deras sangat mungkin menghapus jejak kaki, bekas alat pembobol, atau tanda-tanda masuk paksa ke rumah Do Ra Ik.

Namun, fakta ini nyaris tidak dipertimbangkan secara serius oleh pihak penyelidik. Rumah Do Ra Ik langsung diasumsikan aman tanpa kemungkinan adanya pihak ketiga yang masuk. Padahal, cuaca justru membuka peluang besar bahwa jejak pembobolan memang pernah ada, tetapi sudah terhapus oleh hujan. Pengabaian detail ini membuat penyelidikan kehilangan konteks penting sejak awal.

2. Alat pembunuhan yang tidak pernah ditemukan

still cut drama Korea Idol I (instagram.com/channel.ena.d)

Dalam kasus pembunuhan, alat yang digunakan merupakan salah satu bukti paling fundamental. Anehnya, hingga proses hukum berjalan, alat pembunuhan Kang Woo Seong tidak pernah ditemukan. Tidak ada senjata yang bisa dikaitkan langsung dengan Do Ra Ik, baik melalui sidik jari, DNA, maupun kepemilikan pribadi.

Meski demikian, jaksa dan kepolisian tetap bersikeras mengaitkan Do Ra Ik sebagai pelaku utama. Absennya alat pembunuhan seharusnya memperlemah dakwaan, tetapi justru diabaikan demi membangun narasi sederhana yakni Do Ra Ik berada di lokasi, maka ia pelakunya. Pendekatan ini menunjukkan betapa penyelidikan lebih berfokus pada asumsi dibandingkan pembuktian.

3. Dua fans obsesif yang pernah masuk ke rumah Do Ra Ik

still cut drama Korea Idol I (instagram.com/channel.ena.d)

Fakta mencurigakan lain yang luput dari perhatian adalah keberadaan dua fans obsesif yang diketahui pernah masuk ke rumah Do Ra Ik sekitar satu bulan sebelum kejadian pembunuhan. Kedua orang ini memiliki riwayat perilaku invasif dan obsesi berlebihan terhadap sang idol.

Informasi ini seharusnya membuka kemungkinan adanya ancaman eksternal atau pihak yang memiliki motif tertentu. Namun, jaksa dan kepolisian tidak menjadikan hal ini sebagai fokus penyelidikan lanjutan. Fans obsesif justru diperlakukan sebagai detail minor, bukan potensi pelaku atau saksi kunci. Pengabaian ini mempersempit sudut pandang kasus secara drastis.

4. Jejak penggeledahan yang ditinggalkan pelaku

still cut drama Korea Idol I (instagram.com/channel.ena.d)

Di dalam rumah Do Ra Ik, ditemukan tanda-tanda bahwa kemungkinan seseorang sempat menggeledah ruangan tertentu. Jejak ini bertentangan dengan narasi bahwa kejadian tersebut hanyalah konflik personal yang berujung pembunuhan spontan.

Jika Do Ra Ik adalah pelaku tunggal, motif penggeledahan menjadi sulit dijelaskan. Sebaliknya, jejak ini justru menguatkan kemungkinan adanya pihak lain yang masuk dengan tujuan tertentu sebelum atau sesudah pembunuhan. Sayangnya, detail ini tidak digali lebih dalam oleh penyelidik, seolah tidak relevan dengan kesimpulan sepihak yang sudah mereka tentukan sejak awal.

Keempat hal ini menunjukkan satu pola yang konsisten yaitu penyelidikan kasus Kang Woo Seong dilakukan secara tergesa-gesa dan bias. Popularitas Do Ra Ik justru berubah menjadi beban, membuatnya lebih cepat dihakimi tanpa proses adil di Idol I. Akhirnya, karena jaksa gagal menghadirkan bukti konkret yang membenarkan tuduhan tersebut, pengadilan menolak penahanan terdakwa. Keputusan ini bukan hanya kemenangan hukum bagi Do Ra Ik, tetapi juga kritik tajam terhadap sistem yang terlalu mudah mengorbankan individu demi narasi cepat dan sensasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei