Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret On Ha Jun di Taxi Driver 2 (instagram.com/sbsdrama.official)
Potret On Ha Jun di Taxi Driver 2 (instagram.com/sbsdrama.official)

Jika sosok yang menurutmu "jahat" di dunia ini mati, apakah kamu menyukurinya? Atau bahkan menggelar perayaan dari kepergiannya? Bukankah jika ia tidak ada lagi, maka rasa sakitmu pun tidak ada lagi?

Namun, bagaimana jika ketiadaannya justru menumpahkan tangis? Itulah ironi kehidupan. Kita akan merasa tiba-tiba harus "menangis" ketika seseorang bertemu dengan kemalangan paling dahsyat dalam hidupnya, yaitu kematian.

Apakah tangisan itu semata muncul karena orang mati memang pantas ditangisi? Atau sebenarnya memang kisah si tokoh jahat itulah yang pantas ditangisi? Bagaimana kalau mulanya orang jahat sekalipun adalah orang baik yang tersakiti lalu berubah menjadi pelaku?

Seperti tokoh On Ha Jun di drakorTaxi Driver 2. Sepanjang episode kita akan khusyuk mengucapkan hujatan terhadap perilakunya. Seolah dia adalah cerminan manusia terburuk yang pantas kita maki.

Lalu, menjelang akhir episode kita dibuat bimbang apakah harus tetap membencinya atau memaafkannya setelah tahu seperti apa kisah pilunya. Saat kita terlalu sibuk untuk menimbang-nimbang, sang tokoh ternyata telah berpulang.

Lucunya, kita tidak lagi peduli apakah harus membenci atau memaafkan. Tangis tertumpah tanpa mau bilang-bilang. Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa kita ikut menangisi kepergiannya. 

Kita pun bertanya-tanya, apakah layak On Ha Jun mendapatkan tangis? Barangkali ini 5 alasan mengapa kematian On Ha Jun dalam drama Korea Taxi Driver 2 memang layak ditangisi. Simak ulasannya di bawah ini!

1. Anak tak berdosa

Potret On Ha Jun di Taxi Driver 2 (instagram.com/shin.jae.ha)

Seperti apa pun kamu melihat diri On Ha Jun (Shin Jae Ha) sekarang, dulunya ia hanya seorang anak kecil yang tidak berdosa. Dikisahkan ia merupakan anak hilang yang "terkesan" dirawat oleh orang-orang di gereja. Di sana, banyak pula anak lain bernasib serupa.

Suatu hari ia diejek oleh teman-temannya karena tidak memiliki nama. Ya, ia tidak mengingat siapa namanya karena kehilangan ingatan. Menahan kesal, ia pun tidak sengaja mendorong salah satu temannya hingga terbentur batu lalu meninggal.

Nama temannya itu adalah On Ha Jun. Uskup (Im Jae Pil) yang menengahi pertengkaran tersebut kemudian memberikan nama itu sebagai identitas barunya. Inilah awal mula nama On Ha Jun menjadi miliknya. 

Sang Uskup pun memberi petuah bahwa mendorong seseorang sampai meninggal itu tidak salah. Namun, yang salah adalah orang yang meninggal tersebut karena lemah. Bermula dari secuil doktrin sesat inilah, On Ha Jun tumbuh menjadi pembunuh yang tak merasa berdosa.

2. Didoktrin menjadi pembunuh

Editorial Team

Tonton lebih seru di