Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Dear X
still cut drama Korea Dear X (instagram.com/jiraishin99)

Sekilas, Dear X tampak seperti drakor tentang dunia hiburan Korea yang penuh persaingan dan citra glamor. Namun, di balik gemerlap lampu dan panggung, cerita ini menyimpan lapisan emosi yang jauh lebih dalam. Drama ini tidak hanya menyoroti sisi gelap industri selebritas, tapi juga luka batin, krisis identitas, dan keinginan manusia untuk diakui serta dicintai apa adanya.

Lewat karakter utamanya, Baek Ah Jin (Kim You Jung), Dear X memperlihatkan bagaimana dunia hiburan bisa menjadi cermin dari realitas sosial yang lebih luas, tempat ambisi, rasa takut, dan manipulasi berjalan berdampingan. Ceritanya membawa penonton pada perjalanan psikologis yang intens dan penuh kejutan. Berikut lima bukti bahwa Dear X bukan sekadar drama tentang dunia hiburan, melainkan kisah manusia yang kompleks dan sarat makna.

1. Dunia hiburan hanya latar, bukan fokus utama

still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)

Dear X memang mengambil latar dunia artis, agensi, dan media, tetapi fokus ceritanya justru pada karakter sosiopat yang dimiliki Baek Ah Jin. Kamera, sorotan, dan karpet merah hanyalah simbol dari tekanan yang dirasakan Baek Ah Jin. Dunia hiburan dalam drama ini lebih berfungsi sebagai metafora tentang betapa kerasnya manusia menutupi luka dengan kesempurnaan palsu.

Melalui berbagai adegan, penonton bisa melihat bagaimana citra menjadi bentuk pelarian. Baek Ah Jin membangun dirinya sebagai “ikon publik” bukan karena ia mencintai seni, tapi karena ketenaran memberinya rasa aman dari ketakutan masa lalu. Dunia hiburan hanyalah panggung tempat manusia saling memanipulasi, termasuk terhadap diri sendiri.

2. Penggambaran trauma dan luka batin yang autentik

still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)

Salah satu kekuatan terbesar Dear X terletak pada penggambaran luka masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang di masa dewasa. Baek Ah Jin tumbuh dari kekerasan, eksploitasi, dan pengkhianatan, lalu membungkus semua rasa sakit itu dengan senyum selebritas. Alih-alih menggunakan trauma sebagai alasan, drama ini menjadikannya fondasi naratif yang menjelaskan kenapa seseorang bisa berubah menjadi berbahaya.

Setiap tindakan Baek Ah Jin, dari kebohongan, ambisi berlebihan, hingga manipulasi emosional, punya akar yang logis, meski tetap kelam. Drama ini tidak menghakimi, tapi juga tidak membenarkan. Ia hanya memperlihatkan bahwa luka yang tidak disembuhkan akan mencari cara untuk melukai kembali.

3. Relasi kompleks antar karakter yang penuh abu-abu

still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)

Sebagian besar karakter dalam drakor ini hidup dalam zona abu-abu moral. Mereka mencintai dan membenci dalam kadar yang sama, saling melindungi sekaligus menghancurkan. Inilah yang membuat konflik dalam drama terasa realistis dan emosional.

Hubungan antara Baek Ah Jin dan dua pria yang dekat dengannya bukan sekadar kisah cinta segitiga, tapi medan perang psikologis. Setiap keputusan yang diambil berakar dari rasa takut kehilangan, bukan semata ambisi. Drama ini memperlihatkan bahwa di balik pesona hubungan publik figur, ada permainan emosi yang bisa menghancurkan siapa pun yang terlibat terlalu dalam.

4. Kritik terhadap citra dan moralitas publik

still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)

Salah satu pesan tajam dari Dear X adalah kritik terhadap budaya pencitraan dan kemunafikan sosial. Masyarakat memuja selebritas, tapi di saat yang sama siap menghancurkan mereka ketika kebenaran yang tidak sesuai ekspektasi muncul. Baek Ah Jin menjadi simbol dari bagaimana publik menuntut kesempurnaan, padahal mereka sendiri tidak siap menghadapi kebenaran.

Drama ini juga mempertanyakan moralitas publik: apakah seseorang boleh dihukum hanya karena hidupnya tidak sesuai dengan citra yang diharapkan? Melalui karakter Baek Ah Jin, Dear X menyindir sistem yang menjual emosi sebagai komoditas, di mana kebenaran tidak lagi penting, selama cerita yang disajikan terasa menarik di mata masyarakat.

5. Eksplorasi tema identitas dan penebusan diri

still cut drama Korea Dear X (instagram.com/tving.official)

Di balik semua kebohongan dan konflik, inti dari Dear X sebenarnya adalah pencarian identitas dan penebusan. Baek Ah Jin terus berjuang menemukan siapa dirinya tanpa sorotan kamera, tanpa peran yang harus ia mainkan, tanpa topeng yang menutupi luka. Proses ini menyakitkan, penuh kehilangan, tapi juga menjadi momen terpenting dalam perjalanan hidupnya.

Dear X bukan drama ringan yang bisa dinikmati hanya dari sisi romantika atau intrik industri hiburan. Ia adalah kisah psikologis yang menggali trauma, moralitas, dan keinginan manusia untuk tetap dicintai meski penuh cela. Melalui Baek Ah Jin, Dear X mengajarkan bahwa cahaya paling terang kadang justru lahir dari sisi tergelap seseorang dan bahwa kejujuran pada diri sendiri adalah bentuk kebebasan yang paling sejati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team