5 Drakor Fantasi Underrated 2025 yang Patut Masuk Daftar Tontonan

Mengangkat konsep klasik tentang jin dan permintaan, Genie, Make a Wish hadir dengan pendekatan modern yang lebih manusiawi. Ceritanya mengikuti seseorang yang mendapatkan kesempatan mengajukan permintaan, tetapi setiap keajaiban datang dengan konsekuensi emosional yang tidak sederhana.

Alih-alih menampilkan fantasi penuh kilau, drama ini justru fokus pada dilema batin karakter saat dihadapkan pada pilihan hidup. Genie, Make a Wish menyampaikan pesan bahwa tidak semua keinginan pantas diwujudkan, dan terkadang menerima kenyataan adalah bentuk keberanian terbesar.

Oh My Ghost Clients memadukan fantasi, hukum, dan komedi dalam satu cerita yang terasa segar. Drama ini mengisahkan tim pengacara yang menangani klien-klien dari dunia arwah, orang-orang yang meninggal tanpa sempat menyelesaikan urusan hukum maupun emosional mereka.

Meski terdengar absurd, drama ini justru sarat empati. Fantasi digunakan sebagai jembatan untuk membahas ketidakadilan, rasa bersalah, dan kebutuhan manusia untuk didengar. Oh My Ghost Clients terasa ringan di permukaan, tetapi menyimpan pesan kemanusiaan yang kuat.

The First Night with The Duke membawa konsep isekai ke dalam drakor dengan pendekatan yang emosional. Ceritanya mengikuti seorang perempuan modern yang terjebak dalam dunia novel sejarah dan secara tak terduga mengubah alur cerita dengan kehadirannya.

Fantasi dalam drama ini berpadu dengan romansa dan pencarian identitas. The First Night with The Duke tidak hanya bicara soal cinta lintas dunia, tetapi juga keberanian untuk melawan takdir yang sudah digariskan. Drama ini terasa unik karena mengajak penonton bertanya, apakah hidup benar-benar tidak bisa diubah?

Head Over Heels menghadirkan kisah fantasi romantis tentang hubungan yang terjalin melalui kejadian-kejadian tidak masuk akal antara seorang pemuda yang dikutuk sial dengan seorang dukun wanita belia. Karakter-karakternya dipertemukan oleh takdir aneh yang membuat batas antara realitas dan imajinasi semakin kabur.

Keunggulan drama ini terletak pada caranya menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang tidak selalu rasional. Fantasi menjadi representasi dari emosi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Head Over Heels cocok untuk penonton yang menyukai romansa lembut dengan sentuhan magis.

Twelve tampil sebagai drama fantasi paling gelap dalam daftar ini. Ceritanya berfokus pada sekelompok malaikat penjaga yang tertahan di dunia manusia di mana masing-masing merepresentasikan sisi trauma, dosa, dan pilihan hidup manusia. Dengan atmosfer muram dan simbolisme kuat, drama ini menuntut perhatian penuh dari penontonnya.

Fantasi dalam Twelve digunakan sebagai refleksi eksistensial, memperlihatkan bahwa setiap keputusan selalu memiliki harga yang harus dibayar. Meski tidak mudah dicerna, drama ini justru meninggalkan kesan mendalam karena keberaniannya menggali sisi paling rapuh manusia.

Lima judul di atas membuktikan bahwa drakor fantasi underrated 2025 menyimpan banyak cerita berani dan emosional. Lewat dunia yang tidak sepenuhnya nyata, drama-drama ini justru membicarakan hal paling manusiawi, kehilangan, harapan, cinta, dan pilihan hidup. Jika kamu mencari tontonan fantasi yang unik dan reflektif, daftar ini layak masuk watchlist-mu.