Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Cafe Minamdang masih menjadi tontonan terpopuler di kalangan pengguna Netflix di Indonesia. Drama Korea yang dibintangi oleh Seo In Guk dan Oh Yeon Seo ini menempati 5 besar di streaming platform tersebut.

Punya pesan berharga yang mencakup kerja sama hingga perangai orang, beberapa adegan di Cafe Minamdang ternyata sangat cocok dengan peribahasa daerah yang ada di Indonesia, lho. Kira-kira apa saja ya? Berikut ulasannya.

1. Aya nu dianjing cai

Kwon Soo Hyun dan Seo In Guk di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti dari peribahasa Sunda ini adalah aya nu diarep-arep atawa digeroan. Maksudnya, ada tujuan lain di balik suatu perbuatan.

Di awal episode menampilkan sosok Cha Do Won yang selalu siap siaga untuk Han Jae Hui. Setiap Jae Hui menyelidiki kasus, Do Won pun mengikutinya. Bahkan saat Jae Hui sudah mulai terbuka dengan Nam Han Jun untuk berkerja sama, Do Won tetap setia.

Ternyata di balik kesetiaannya, Jaksa Cha mempunyai maksud tersendiri dalam mengetahui gerak-gerik Jae Hui dan Han Jun. Hal ini agar Cha Do Won bisa menyusun strategi lagi supaya ia sebagai pembunuh tetap tak terlacak.

2. Adee temmakke-anak' temmakke-epo

Kwak Si Yang dan Seo In Guk di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti peribahasa Bugis ini adalah 'adat tak mengenal anak, tak mengenal cucu'. Maksudnya dalam menegakkan hukum tidak boleh pilih kasih hanya karena status dan latar belakang seseorang.

Di awal episode, klien Nam Han Jun adalah Lee Min Gyeong yang mengeluhkan perilaku suaminya, Shin Gyeong Ho yang sudah di luar batas. Setiap Gyeong Ho melakukan kriminal, ia selalu bebas karena tak cukup bukti di samping uang berbicara. Berkat Han Jun yang mengumpulkan setiap bukti dengan lengkap, akhirnya Gyeong Ho pun di penjara.

3. Nabok nyilih tangan

Kwon Soo Hyun di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti dari peribahasa Jawa ini adalah tumindak ala kanthi kongkonan wong liya. Maksudnya, 'melakukan perbuatan yang buruk dengan cara menyuruh orang lain'.

Inilah yang dilakukan oleh Cha Do Won, yakni menyuruh Gu Tae Su untuk membunuh orang. Jika Do Won yang melakukannya sendiri, Tae Su selalu berada di garda terdepan melindungi Do Won supaya tidak menjadi tersangka.

Tae Su rela mendekam di penjara meski nantinya diselamatkan oleh Do Won. Hal ini merupakan perjanjian antara Do Won dan Tae Su sejak kecil, bahwa Tae Su sanggup menjadi burung murai bagi Do Won. 

4. Purpor pande dorpi jumadihon tu rapotna

Kwak Si Yang, Seo In Guk, Kang Mi Na, dan Baek Seo Hoo di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti peribahasa dari Sumatera Utara ini adalah 'tukang membuat dinding, kerjaannya menimbulkan kegaduhan, tetapi hasilnya papan dinding menjadi rapat'. Maksudnya, dalam musyawarah kita sering beradu pendapat, tetapi hasilnya akan menjadi lebih baik.

Sebelum melakukan aksi, tim Nam Han Jun dan tim Han Jae Hui sering rapat. Membahas apa saja yang harus dilakukan agar sesuai rencana dalam menyelidiki kasus. Namun, selama rapat tentu saja tak selamanya sependapat.

Ada saja hal-hal yang membuat mereka beradu pendapat. Meski begitu, mereka perlahan menemukan jalan tengahnya dengan menyatukan pendapat dari masing-masing anggota. Mereka berusaha untuk open minded.

5. Taro ada taro gau

Seo In Guk di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti dari peribahasa Bugis ini adalah 'simpan kata, simpan perbuatan'. Maksudnya, apa yang sudah kita katakan, itu pulalah yang kita kerjakan. Peribahasa ini berkaitan dengan janji.

Saat Nam Han Jun dikurung di penjara atas kasus pembunuhan Han Jae Jong, ia merasa difitnah. Setelah keluar, ia bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran kasus Jae Jong. Tanpa banyak kata, ia langsung bertindak dengan pura-pura menjadi dukun di balik keahliannya sebagai profiler.

Hal ini mengingatkan bahwa saat Jae Jong tewas, ada kain gopuri, salah satu perlengkapan perdukunan. Berkat kemampuan Nam Han Jun sebagai profiler yang menyamar jadi dukun membuat namanya terkenal. Hal itu juga yang mengantarkannya pada siapa dalang pembunuhan Han Jae Jong.

6. Mati samuik karano manisan, jatuah kabau dek lalang mudo

Kwon Soo Hyun dan Oh Yeon Seo di KDrama Cafe Minamdang (instagram.com/kbsdrama)

Arti dari peribahasa Minang ini adalah 'mati semut karena manisan, jatuh kerbau karena rumput muda'. Maksudnya, biasanya manusia itu banyak terpedaya oleh mulut manis dan budi bahasa yang baik.

Jaksa Cha Do Won sukses membuat Han Jae Hui terperdaya karena sikap dan tingkah lakunya yang manis. Tutur katanya sopan, janji selalu ditepati jika dimintai tolong, dan selalu siaga.

Tak hanya itu Nam Han Jun pun juga terpengaruh pada Cha Do Won yang sikapnya jauh berbeda dengan abangnya, Cha Seung Won. Bahkan, keahliannya sebagai profiler seakan tertutup jika berhadapan dengan Do Won.

Terselip pesan yang bisa diibaratkan dengan peribahasa daerah, Cafe Minamdang merupakan salah satu drama Korea yang mewakilkan. Nah, dari keenam peribahasa daerah di atas, kira-kira adakah yang ingin berpendapat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team