Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Queen Mantis
still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Drama Korea Queen Mantis menghadirkan dinamika emosional yang kompleks antara Jeong I Shin (Ko Hyun Jung), seorang terpidana mati atas kasus pembunuhan berantai, dan Cha Su Yeol (Jang Dong Yoon), putranya yang kini sukses menjadi seorang detektif. Keduanya dipertemukan kembali dalam kondisi yang serba paradoks, seorang ibu yang mengaku membunuh demi melindungi, dan seorang anak yang menolak menganggap ibunya lebih dari sekadar monster. Hubungan mereka adalah pertarungan batin, di mana cinta dan kebencian berjalan beriringan, sementara perspektif masing-masing begitu berbeda terhadap peristiwa masa lalu.

Melalui pertentangan pandangan ini, Queen Mantis memperlihatkan bagaimana kebenaran tidak pernah tunggal. Bagi Jeong I Shin, setiap tetes darah yang ia tumpahkan adalah bentuk pengorbanan. Namun, bagi Cha Su Yeol, semua itu adalah noda yang menghancurkan kebahagiaan kecilnya. Kontras inilah yang membuat kisah mereka terasa pahit, penuh luka, tetapi juga sarat makna.

1. Ibu yang melindungi versus ibu yang tersesat

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Jeong I Shin selalu berpegang pada keyakinan bahwa pembunuhan suaminya dilakukan demi menyelamatkan anaknya dari ancaman kekerasan. Ia merasa tindakannya adalah refleksi cinta seorang ibu yang rela mengorbankan segalanya.

Namun, bagi Cha Su Yeol, penjelasan itu tidak lebih dari dalih kosong. Ia melihat ibunya sebagai ibu yang tersesat, yang bukannya menjaga keluarganya tetap utuh, tetapi justru menghancurkan pondasi rumah tangganya sendiri.

2. Pembawa keadilan versus monster

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Dalam pikirannya, Jeong I Shin menempatkan dirinya sebagai eksekutor keadilan, seorang perempuan yang berani menyingkirkan orang jahat dari dunia. Ia bahkan merasa perbuatannya membawa dampak positif karena menutup jalan bagi orang-orang berbahaya.

Namun, Cha Su Yeol tidak bisa menerima cara pandang itu. Baginya, ibunya hanyalah monster, sosok kejam yang menikmati darah dan kematian, bukan pahlawan seperti yang ia klaim.

3. Pengorbanan versus perenggut kebahagiaan

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Jeong I Shin sering menggambarkan tindakannya sebagai pengorbanan besar seorang ibu. Ia mengklaim rela memikul dosa agar anaknya bisa tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman.

Sebaliknya, Cha Su Yeol hanya melihat luka. Ia merasa ibunya telah merenggut kebahagiaan kecilnya bersama sang ayah, meski sang ayah dalam pandangan Jeong I Shin dianggap sebagai ancaman. Kenangan yang bertolak belakang ini membuat Su Yeol sulit berdamai dengan masa lalu.

4. Pahlawan dalam versinya versus aib keluarga

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/ Queen Mantis)

Dalam narasi pribadinya, Jeong I Shin merasa dirinya adalah sosok pahlawan, meski harus memikul beban sosial. Ia percaya bahwa keberaniannya mengambil keputusan ekstrem adalah bentuk cinta yang tidak dimengerti orang lain.

Namun, bagi Su Yeol, justru ibunya adalah sumber aib yang membuatnya malu. Menjadi anak dari seorang pembunuh berantai adalah stempel sosial yang sulit dihapus, dan hal itu membentuk kepribadiannya sebagai seorang detektif yang keras pada kejahatan.

5. Pembersih dunia dari orang jahat versus penjahat keji tak punya hati

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Bagi Jeong I Shin, tindakannya adalah sebuah misi moral untuk membersihkan dunia dari orang jahat. Ia menempatkan dirinya pada posisi hakim sekaligus algojo.

Namun, Cha Su Yeol menolak pandangan tersebut. Ia tidak melihat niat mulia dalam setiap pembunuhan, hanya melihat wajah seorang penjahat keji yang telah kehilangan hati nurani.

6. Membunuh demi cinta versus sosok yang haus darah

still cut drama Korea Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Jeong I Shin menegaskan bahwa setiap darah yang ia tumpahkan adalah demi cinta pada anaknya. Namun, Su Yeol menyaksikan pola berulang, ibunya terus membunuh, seakan menemukan kepuasan dalam setiap tindakannya. Baginya, cinta tidak pernah bisa dibuktikan dengan darah, dan ibunya hanyalah sosok yang haus kekerasan.

7. Damai dengan tindakannya versus membunuh demi kesenangan

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Setelah melakukan pembunuhan, Jeong I Shin sering merasa damai, seolah bebannya berkurang. Ia menganggap itu tanda bahwa ia telah mengambil jalan yang benar.

Sebaliknya, Cha Su Yeol justru melihat ibunya sebagai perempuan yang membunuh demi kesenangan pribadi, yang menemukan ketenangan dalam kematian orang lain. Bagi Su Yeol, hal itu adalah bukti terakhir bahwa ibunya tidak lagi bisa disebut sebagai seorang ibu.

Kontras tujuh sudut pandang ini memperlihatkan jurang tak terjembatani antara Jeong I Shin dan Cha Su Yeol. Satu pihak hidup dengan keyakinan bahwa semua tindakannya lahir dari cinta, sementara pihak lain hanya melihatnya sebagai monster haus darah. Drama Queen Mantis mengajarkan bahwa cinta dan kejahatan bisa hadir dalam tubuh yang sama, dan terkadang hubungan darah justru melahirkan luka paling dalam. Kisah ibu dan anak ini menegaskan bahwa kebenaran bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi juga tentang bagaimana perbuatan itu dimaknai oleh orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team