Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cuplikan drama Korea Dear X
Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

Di Dear X, cinta bukanlah fokus utama genre drama ini, melainkan jebakan-jebakan para karakternya. Setiap tokoh mencintai dengan cara yang salah, melukai diri sendiri dan satu sama lain.

Dari obsesi terselubung hingga pengabdian yang salah arah, hubungan di drama ini memperlihatkan bagaimana cinta yang tidak sehat bisa menghancurkan hidup seseorang. Inilah tujuh jenis cinta toksik yang mengikat antar karakter Dear X.

1. Do Hyuk tidak mencintai Ah Jin sebagai manusia, ia mencintainya sebagai “milik.” Cintanya berbentuk kontrol ekstrem atas hidup Ah Jin

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

2. Jae Oh rela patah berkali-kali asal Ah Jin tidak menangis. Namun pengabdian total tanpa batas justru membuatnya menjadi korban

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

3. Cintanya adalah bentuk self-sacrifice yang tidak sehat. Ia menerima posisi sebagai prioritas terakhir, hanya demi tetap berada di orbit Ah Jin

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

4. Jun Seo mencintai Ah Jin dengan beban masa lalu. Ia tumbuh dengan gaslighting bahwa Ah Jin disiksa ibunya "karena dirinya"

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

5. Ia selalu merasa harus menebus sesuatu pada Ah Jin. Cintanya penuh rasa bersalah, sehingga ia tidak bisa pergi meskipun terus dihancurkan

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

6. Heo In Gang mencintai Ah Jin dengan tulus, tapi ia sudah depresi jauh sebelum bertemu Ah Jin. Baginya, Ah Jin adalah “tempat pulang”

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

7. Ketika Ah Jin menolak untuk terus hidup bersama In Gang, cinta In Gang lantas berubah menjadi keputusasaan. Tragis dan gelap!

Cuplikan drama Korea Dear X (dok. TVING/Dear X)

Sementara itu, Ah Jin di Dear X mencintai siapa pun yang bisa membawanya naik, dan meninggalkan siapa pun yang tidak berguna. Cintanya adalah alat bertahan hidup, bukan perasaan. Ironisnya, mereka pun tidak pernah sadar kalau cinta mereka lama-lama tumbuh menjadi racun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team